Mohon tunggu...
Najwa MalichatusSaadah
Najwa MalichatusSaadah Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Saya adalah mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas ilmu sosial dan Ilmu politik Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Hobi saya sendiri yaitu hunting fotografer maupun videographer, saya juga sangat berminat dalam hal editing foto. maupun video.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nasionalisme di Ujung Tanduk: Ketika Digitalisasi Menggerus Semangat Kebangsaan

18 Oktober 2025   23:45 Diperbarui: 18 Oktober 2025   23:43 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas kreatif, dan influencer digital juga penting untuk menciptakan ekosistem digital yang sehat dan nasionalis. Program literasi digital berbasis kebangsaan, pelatihan konten kreatif bertema Indonesia, dan lomba digital bertema cinta tanah air bisa menjadi langkah konkret untuk membangun kesadaran kolektif.

Di tengah tantangan globalisasi dan disrupsi teknologi, nasionalisme tidak boleh dibiarkan memudar. Justru, semangat kebangsaan harus diperbarui dan diperkuat melalui cara-cara yang relevan dengan zaman. Dengan sinergi semua pihak, kita bisa memastikan bahwa generasi muda Indonesia tetap bangga menjadi bagian dari bangsa ini---meski hidup di dunia digital yang tanpa batas. Nasionalisme harus tetap menyala, bahkan di ujung jempol.

Digitalisasi bukan musuh nasionalisme. Justru, jika dimanfaatkan dengan bijak, teknologi bisa menjadi jembatan yang memperkuat semangat kebangsaan. Generasi muda bisa menjadi agen perubahan yang tidak hanya mahir teknologi, tetapi juga memiliki jiwa nasionalis yang kuat. Mereka bisa menciptakan konten digital yang membanggakan Indonesia, menyebarkan nilai-nilai kebangsaan, dan membangun solidaritas lintas budaya.

Dalam jangka panjang, membimbing generasi muda menjadi warga digital yang cerdas, kritis, dan nasionalis akan membawa dampak positif bagi pembangunan bangsa. Mereka akan menjadi generasi yang mampu menjaga identitas nasional di tengah globalisasi, serta mendorong kemajuan Indonesia dengan semangat kebersamaan dan cinta tanah air.

Kita semua---pendidik, orang tua, tokoh masyarakat, dan pemimpin bangsa---memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semangat kebangsaan tetap hidup dan berkembang di era digital. Nasionalisme tidak boleh berhenti di buku teks atau pidato resmi. Ia harus hadir di layar gawai, di unggahan media sosial, dan di setiap jempol yang menyentuh dunia digital.

Dengan sinergi semua pihak, kita bisa menjadikan digitalisasi sebagai kekuatan untuk memperkuat Indonesia. Karena di ujung jempol generasi muda, masa depan bangsa sedang dibentuk. Dan masa depan itu harus tetap berakar pada nilai-nilai kebangsaan yang kokoh dan membanggakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun