Mohon tunggu...
Najwa Filzah Faiza
Najwa Filzah Faiza Mohon Tunggu... Mahasiswa rantau di Kota Pahlawan

Suka nulis, travelling, baca novel fiksi, juga tidak ketinggalan scrolling medsos

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketupat dan Opor Ayam, Sajian Khas Lebaran yang Tak Akan Tergantikan

28 Maret 2025   22:49 Diperbarui: 29 Maret 2025   05:52 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketupat dan Opor Ayam. Sumber: Instagram @resep_mamma

Naah, bila sayur kacang tolo yang menggoda selera sudah masak, apakah kita bisa istirahat? Oh, tentu belum. Masih ada antrian sayur yang perlu dimasak, yakni sayur yang tidak pedas untuk memberikan opsi bagi anggota keluarga dan sanak saudara yang tidak suka pedas. Pilihan sajian menu sederhana keluargaku adalah opor ayam dan telur. Bumbu opor yang sudah dihaluskan ditumis sebentar, tambahkan serai dan daun jeruk. Jika baunya sudah harum, masukkan ayam yang sudah dicuci bersih, aduk-aduk jangan sampai gosong. Seperti biasa, masukkan dulu santan encer, aduk-aduk dengan pesan utama dari ibu berupa "jangan sampai santannya pecah". Pesan inilah yang sudah melekat erat di ingatanku karena setiap tahun selalu diulang-ulang.

Jika santan encernya mulai meresap, maka saatnya memasukkan santan kental dan telur, lalu diaduk kembali dengan kecepatan perlahan. Inilah seni dalam memasak yang tentu memerlukan kesabaran tingkat dewa. Bila sudah matang, angkat, taburkan bawang goreng di atasnya untuk menambah kesedapan masakan. Aroma masakan yang menyeruak harum ke seluruh ruangan adalah momen yang tak akan terlupakan ketika mempersiapkan hidangan lebaran, menjadikan kita lupa akan kepenatan yang melanda sejak hari-hari sebelumnya.

Makanan Sudah Siap, Mari Kita Santap

Masak-memasak yang sangat panjang dan menghabiskan waktu, tenaga, dan sekaligus uang akhirnya selesai juga. Semua makanan sudah siap untuk disantap di hari yang fitri keesokan harinya bersama sanak saudara yang selalu memberikan memori baik dan membekas setiap tahunnya.

Ketupat yang sudah dingin, matang, kenyal, putih bersih, cantik, ditambah dengan aroma khas daun kelapa muda (janur) yang dihasilkan dari proses memasak yang sangat panjang saatnya untuk dipotong-potong dan diletakkan di piring kebanggaan keluarga. Kemudian, siram dengan sayur pedas atau yang tidak pedas, atau keduanya juga boleh-boleh saja, tambah dengan kerupuk udang atau emping melinjo, masyaAllah rasanya. Definisi kenikmatan duniawi dan nikmatnya punya badan sehat.

Hasil jerih payah yang dimulai dari perburuan bahan, mengupas dan menghaluskan aneka bumbu, merebus ketupat, memasak sayur, dan menggoreng kerupuk adalah pengalaman tak terlupakan dalam setiap momen lebaran. Terkadang, ada keinginan untuk #KaburAjaDulu dari rutinitas yang sangat melelahkan, begitu terus setiap tahunnya, terkadang membuatku jenuh dan bosan. Namun, rayuan dan bujukan maut dari ibu selalu bisa meluluhkkan hatiku untuk mengikuti rutinitas melelahkan ini.

Kata ibu, "membuat orang lain senang itu dapat pahala lho, Sayang." Belum lagi ditambah rayuan-rayuan maut ibu yang lain, tak akan pernah tertandingi siapa pun dan mampu membuatku selalu menjawab "iya". Tidak ada lagi jawaban lainnya karena jujur saja aku takut dosa, Kawan.

Pada akhirnya, memasak bukan hanya tentang hidangan yang menggoda selera, namun juga ekspresi cinta terhadap sahabat, keluarga, dan sanak saudara. Itulah kenapa masakan rumah selalu lezat dan sedap ketika disantap, meski terkadang terdapat beberapa kekurangan dalam rasanya. Bagaimana, Kawan? Apakah kalian juga merasakan hal yang sama ketika membantu ibu bertempur di dapur? Jika iya, tetap semangat ya! Nantinya kita akan benar-benar paham bahwa dalam setiap sajian ketika Idul Fitri, tersimpan berjuta cinta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun