Mohon tunggu...
Najwa JulyanaSyams
Najwa JulyanaSyams Mohon Tunggu... pelajar

saya ingin mengenal lebih luas tentang budaya-budaya yang berada di indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bujuluk Beadek sebagai Identitas Budaya dan Tradisi Adat Lampung

6 Agustus 2025   11:18 Diperbarui: 6 Agustus 2025   11:18 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah Anda tahu tentang budaya Bujuluk Beadek? Bujuluk Beadek merupakan tradisi masyarakat Lampung yang mencerminkan gelar adat (Bujuluk) yang menunjukkan status sosial seseorang serta tempat tinggal atau kedudukannya dalam tatanan adat (Beadek). Bujuluk Beadek tidak sekadar sebutan atau alamat domisili, tetapi merupakan simbol status sosial, garis keturunan, dan pengakuan adat yang dijunjung tinggi dalam struktur masyarakat Lampung. Dalam konteks ini, Bujuluk Beadek bukan hanya sekadar tradisi, melainkan juga bagian penting dari identitas budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Dengan kata lain, Bujuluk Beadek adalah proses pemberian gelar adat yang dilakukan secara formal, dengan mengacu pada aturan-aturan adat yang berlaku.
Tradisi Bujuluk Beadek juga menjadi simbol persatuan dan penghormatan antargenerasi. Melalui proses ini, nilai-nilai luhur seperti gotong royong, musyawarah, dan kesopanan diajarkan secara turun-temurun. Setiap prosesi yang dilakukan dalam Bujuluk Beadek bukan sekadar seremoni, tetapi juga sarana pendidikan budaya yang hidup.

Melestarikan tradisi Bujuluk Beadek bukan berarti menolak perubahan. Justru sebaliknya, ini adalah cara kita menjaga agar jati diri orang Lampung tetap hidup, meskipun zaman terus bergerak. Kita bisa tetap modern tanpa melupakan siapa kita. Kita bisa hidup di kota besar, kuliah di luar negeri, atau bekerja di perusahaan multinasional.

Namun, seiring berjalannya waktu, makna dari Bujuluk Beadek mulai bergeser di sebagian kalangan. Gelar adat yang dahulu penuh wibawa dan makna kini terkadang hanya dianggap formalitas atau simbol seremonial belaka. Bagi generasi muda, terutama yang tumbuh jauh dari lingkungan adat, Bujuluk seringkali menjadi istilah asing. padahal di dalamnya terkandung identitas yang seharusnya mereka warisi dengan bangga.

Oleh karena itu, seseorang yang menyandang Bejuluk Beadek diharapkan mampu menjaga nama baiknya dengan berperilaku sesuai nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Penyandang gelar adat juga membawa tanggung jawab besar sebagai representasi keluarga dan masyarakat adat. Setiap tindakan dan ucapan harus mencerminkan kehormatan dan integritas diri. Menjunjung tinggi sikap sopan, hormat, dan tanggung jawab menjadi bagian penting dalam menjalani peran tersebut.

Salah satu nilai utama dalam Bejuluk Beadek adalah nilai religius. Nilai ini menekankan pentingnya menjalani kehidupan berdasarkan ajaran agama, seperti saling menghormati, menjauhi perbuatan buruk, dan memperkuat hubungan dengan Tuhan. Nilai ini membentuk pribadi yang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan beragama.

Nilai kedua adalah kemandirian. Dalam tradisi Bejuluk Beadek, seorang pemimpin atau pemilik gelar adat dituntut untuk bersikap mandiri, mampu mengambil keputusan, serta bertanggung jawab terhadap anggota atau masyarakat yang dipimpinnya. Kemandirian ini menunjukkan kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.

Selanjutnya adalah nilai tanggung jawab. Nilai ini sangat penting dalam kepemimpinan karena menunjukkan kesanggupan seseorang untuk menanggung akibat dari setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Dalam Bejuluk Beadek, tanggung jawab menjadi dasar dalam menjalankan peran dan menjaga kehormatan gelar yang disandang.

Bujuluk Beadek bukan hanya tentang mengenakan gelar adat, melainkan tentang menyadari bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah cerita panjang. Sebuah cerita yang diwariskan dengan penuh hormat dan cinta oleh para leluhur, dan yang kini menjadi tanggung jawab kita untuk terus dijaga, dimaknai, dan diteruskan. Bujuluk Beadek juga  mengajarkan kita untuk tidak melupakan akar, meskipun zaman terus berubah. Dengan memahami dan menghargai Bujuluk Beadek, kita turut merawat jati diri dan martabat budaya Lampung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun