Persfektif Frederick Herzberg dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru PAI
Nisrina Fitri Az zahra , Najiha Najwashihab Karsana , Sitti Chadidjah
Universitas Muhammadiyah Bandung, IndonesiaÂ
PENDAHULUAN
      Guru PAI memiliki peran strategis dalam membangun karakter generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam moral dan spiritual. Namun, berbagai studi menunjukkan rendahnya motivasi kerja di kalangan guru PAI yang dapat menghambat keberhasilan proses pendidikan. Masalah ini berakar pada faktor internal dan eksternal, seperti kurangnya pengakuan atas peran mereka, beban kerja yang berat, dan dukungan institusional yang minim. Perspektif Frederick Herzberg melalui teori dua faktornya memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana elemen-elemen motivasi dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan dedikasi guru PAI.(Motivasi et al. 2020)
      Frederick Herzberg membagi faktor motivasi kerja menjadi dua kategori utama, yaitu faktor motivator yang mencakup pencapaian, pengakuan, dan tanggung jawab, serta faktor higienis yang meliputi gaji, kebijakan sekolah, dan kondisi kerja. Dalam konteks guru PAI, kedua faktor ini saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Penelitian membuktikan bahwa pemenuhan kebutuhan motivator mampu memberikan kepuasan yang lebih mendalam, sedangkan perbaikan faktor higienis dapat mencegah ketidakpuasan kerja. Dengan mengintegrasikan kedua pendekatan ini, motivasi kerja guru PAI dapat ditingkatkan secara signifikan.(Mahfud 2020)
      Motivasi kerja memiliki kaitan yang erat dengan profesionalisme guru. Guru PAI yang memiliki motivasi tinggi cenderung lebih inovatif, bertanggung jawab, dan berkomitmen dalam menjalankan tugas pengajaran. Sebaliknya, rendahnya motivasi kerja dapat mengurangi kualitas pembelajaran yang disampaikan kepada siswa. Dalam konteks ini, teori Herzberg memberikan landasan untuk memahami kebutuhan intrinsik guru, seperti rasa pencapaian dan pengakuan atas keberhasilan dalam membimbing siswa menuju pemahaman nilai-nilai agama. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian yang menunjukkan bahwa motivasi kerja berperan penting dalam peningkatan profesionalisme guru.
      Tantangan dalam pendidikan agama Islam mencakup berbagai aspek, mulai dari tingginya beban kerja hingga kurangnya penghargaan yang memadai terhadap kontribusi guru. Faktor-faktor ini sering kali memengaruhi semangat kerja dan dedikasi guru PAI. Herzberg menyarankan bahwa pemberian penghargaan dalam bentuk finansial maupun non-finansial, seperti pengembangan karier dan pengakuan kinerja, dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi tantangan tersebut.(Hamsal, Nurman, and Razak 2023)
      Kepemimpinan kepala sekolah juga memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan motivasi guru PAI. Kepala sekolah yang memberikan dukungan emosional, pelatihan profesional, dan pengakuan atas kinerja guru mampu menciptakan lingkungan kerja yang positif. Hal ini pada akhirnya tidak hanya meningkatkan motivasi guru tetapi juga berdampak pada kualitas pembelajaran siswa. Studi menunjukkan bahwa keterlibatan aktif kepala sekolah dalam mendukung guru PAI berkontribusi signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa.(Amalia Br Kaban, Nurul Hidayah Tambusai 2024)
      Motivasi kerja guru PAI tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan profesional tetapi juga oleh nilai-nilai moral dan spiritual yang mendalam. Sebagai pendidik agama, guru PAI sering kali memiliki motivasi intrinsik yang didasarkan pada keikhlasan dan tanggung jawab moral. Teori Herzberg memberikan kerangka kerja yang memungkinkan integrasi nilai-nilai agama ke dalam program motivasi kerja, yang dapat memperkuat dedikasi dan komitmen guru dalam mengemban tugasnya (Muttaqin et al., 2023).
      Selain faktor motivator, faktor higienis seperti kondisi kerja yang layak, kesejahteraan finansial, dan fasilitas pendukung juga memainkan peran penting dalam menciptakan motivasi kerja yang berkelanjutan. Guru PAI yang merasa didukung oleh institusi pendidikan dalam hal ini akan lebih fokus dalam memberikan pengajaran yang berkualitas. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perbaikan fasilitas kerja dan peningkatan kesejahteraan guru berdampak langsung pada motivasi kerja mereka. (Siti and Setiyaningtiyas 2024)
      Kajian teoritis tentang motivasi kerja guru PAI berbasis teori Herzberg menjadi sangat relevan dalam memberikan panduan praktis untuk meningkatkan kinerja dan dedikasi mereka. Implementasi teori ini memerlukan kolaborasi erat antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung. Dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis bukti, diharapkan motivasi kerja guru PAI dapat ditingkatkan, sehingga tujuan pendidikan agama dapat tercapai secara maksimal. (Supian et al. 2023)
METODE
      Penelitian ini menggunakan metode library research atau studi pustaka untuk mengkaji secara mendalam perspektif Frederick Herzberg dalam meningkatkan motivasi kerja guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Studi pustaka ini melibatkan pengumpulan berbagai sumber literatur yang relevan, seperti jurnal nasional dan internasional yang terindeks, buku referensi akademik, dan dokumen resmi. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami secara konseptual teori motivasi Herzberg dan penerapannya dalam konteks pendidikan agama. Selain itu, metode ini memberikan landasan teoritis yang kokoh dalam menjawab tantangan motivasi kerja guru PAI di Indonesia melalui analisis mendalam terhadap literatur yang ada.
      Langkah awal dalam penelitian ini Data dikumpulkan dengan menelaah sistematis literatur ilmiah yang membahas hubungan antara faktor motivator dan higienis dengan motivasi kerja guru, serta tantangan yang mereka hadapi dalam menjalankan tugasnya. Penelusuran literatur dilakukan menggunakan kata kunci yang relevan, seperti "motivasi kerja guru PAI," "teori dua faktor Herzberg," dan "pendidikan agama di Indonesia." Literatur yang dipilih mencakup penelitian empiris dan kajian teoritis yang relevan dengan tema penelitian. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif-analitis untuk mengidentifikasi pola, tren, dan kesenjangan dalam penelitian sebelumnya yang dapat memberikan wawasan baru dalam mengembangkan solusi praktis bagi peningkatan motivasi guru PAI.(Hamsal et al. 2023)