Mohon tunggu...
Najah Muchsin Sanin
Najah Muchsin Sanin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sebagai seorang mahasiswi yang penuh semangat dan berjiwa kreatif, saya menemukan kebahagiaan dan pemenuhan diri dalam dunia menulis. Saya sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri. Meskipun dunia akademis memiliki tantangan dan tuntutan yang tinggi, saya selalu menemukan waktu untuk mengembangkan softskill maupun hardskill saya, salah satunya dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai Kedamaian dan Kebahagian Melalui Kultum Moderasi Beragama Dalam Rangka Perayaan Isra' Mi'raj di Desa Kemulan Bersama KKM Kelompok 150

4 Februari 2024   15:23 Diperbarui: 4 Februari 2024   15:25 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kultum Moderasi Beragama Merayakan Isra' Mi'raj/dok. pri

Kebahagiaan dan kedamaian dalam konteks agama sering kali menjadi pusat perhatian dalam konteks masyarakat, terutama dalam kerangka perayaan peristiwa penting dalam agama. Salah satu peristiwa penting dalam agama Islam adalah Isra' Mi'raj, yang memperkaya spiritualitas dan menghidupkan kembali esensi keagamaan bagi umat Islam. Dalam konteks yang lebih luas, upaya memaknai kedamaian dan kebahagiaan melalui praktik keagamaan seperti kultum moderasi beragama menjadi penting untuk dianalisis. Artikel ini bertujuan untuk menjelajahi signifikansi kultum moderasi beragama dalam rangka perayaan Isra' Mi'raj di Desa Kemulan, khususnya bersama KKM Kelompok 150, melalui pendekatan akademis yang cermat.

Isra' Mi'raj: Kedalaman Spiritual dan Konteks Budaya

Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting dalam agama Islam yang menggambarkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan ke langit-langit tujuh. Peristiwa ini membawa banyak pelajaran bagi umat Islam, termasuk tentang keberanian, ketabahan, dan komitmen terhadap agama. Dalam perayaan Isra' Mi'raj, umat Islam memaknai momen tersebut sebagai pengingat akan kebesaran Allah SWT serta memperdalam pemahaman agama.

Desa Kemulan sendiri memiliki kekayaan budaya dan tradisi keagamaan yang menjadi bagian integral dari identitas masyarakatnya. Inisiatif untuk mengadakan kultum moderasi beragama di Desa Kemulan oleh KKM Kelompok 150 menjadi cerminan dari semangat kebersamaan dan keagamaan yang tumbuh di komunitas tersebut.

Kultum Moderasi Beragama: Sebuah Tinjauan Konseptual

Konsep kultum moderasi beragama mengacu pada upaya menyampaikan pesan agama dengan pendekatan yang inklusif, toleran, dan seimbang. Kultum moderasi berusaha membangun pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama tanpa melenceng kepada ekstremisme atau radikalisme. Dalam konteks perayaan Isra' Mi'raj, kultum moderasi beragama menawarkan platform yang sesuai untuk menyampaikan pesan-pesan agama yang mendorong kedamaian, keharmonisan, dan persaudaraan antarumat beragama.

Pentingnya kultum moderasi beragama dalam konteks perayaan Isra' Mi'raj di Desa Kemulan bersama KKM Kelompok 150 tidak hanya menyoroti kegiatan keagamaan itu sendiri, tetapi juga membuka dialog tentang nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dalam suasana perayaan agama, kultum moderasi beragama dapat menjadi wahana bagi komunitas untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan dalam kesatuan keimanan.

Implementasi Kultum Moderasi Beragama di Desa Kemulan

Implementasi kultum moderasi beragama dalam konteks perayaan Isra' Mi'raj di Desa Kemulan memberikan beberapa wawasan yang menarik. Pertama, kultum moderasi berfungsi sebagai sarana pendidikan agama yang inklusif bagi masyarakat Desa Kemulan. Melalui kultum, pesan-pesan agama disampaikan dengan cara yang dapat dipahami dan diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, tanpa mengorbankan substansi ajaran agama itu sendiri.

Kedua, kultum moderasi beragama juga berperan sebagai media pembentukan sikap dan karakter positif dalam masyarakat. Dalam suasana perayaan Isra' Mi'raj, pesan-pesan tentang perdamaian, toleransi, dan kasih sayang dapat lebih mudah disampaikan dan dipahami oleh masyarakat, terutama ketika pesan-pesan tersebut disampaikan dalam konteks lokal dan budaya yang dikenal.

Ketiga, kultum moderasi beragama di Desa Kemulan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan keagamaan. Melalui interaksi antara pemimpin agama dan jamaah, tercipta ruang untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan pandangan tentang ajaran agama dan kehidupan beragama secara lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun