Mohon tunggu...
nailaitsnamaulidah
nailaitsnamaulidah Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Teori Gagne' dalam Pembelajaran: Antara Teori dan Praktik di Kelas.

13 Juni 2025   01:34 Diperbarui: 13 Juni 2025   01:35 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kelebihan dan Keterbatasan Teori Gagné

Setiap teori pasti punya sisi kuat dan sisi lemah. Teori Gagné punya kelebihan utama dalam hal struktur dan sistematika. Ia sangat cocok digunakan oleh guru atau instruktur yang ingin menyusun pembelajaran yang efisien dan mudah diikuti. Dalam konteks pendidikan formal, struktur ini sangat membantu dalam menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) atau silabus.

Namun, teori ini juga punya keterbatasan. Gagné lebih menekankan aspek kognitif, jadi kadang kurang menekankan aspek afektif atau emosional peserta didik. Padahal, faktor emosi, motivasi, dan hubungan sosial juga sangat berpengaruh dalam proses belajar. Selain itu, pendekatan ini juga agak kaku jika diterapkan pada konteks belajar yang lebih terbuka dan kreatif, seperti di sekolah seni atau pendidikan berbasis proyek.

Tapi, menurut saya pribadi, Gagné bukan berarti tidak bisa dipadukan dengan pendekatan lain. Justru, ketika kita sudah memahami struktur dasar dari Gagné, kita bisa memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik kelas. Misalnya, sembilan tahapnya tidak harus selalu dijalankan secara berurutan. Kita bisa menyesuaikan, menggabungkan beberapa langkah, atau bahkan melewati satu-dua tahapan jika memang konteks pembelajarannya memungkinkan.

Relevansi di Era Digital

Di era digital seperti sekarang, di mana pembelajaran sering dilakukan secara daring atau hibrida, teori Gagné tetap relevan. Banyak platform e-learning seperti Google Classroom, Moodle, atau bahkan aplikasi belajar seperti Ruangguru dan Zenius, secara tidak langsung menggunakan prinsip-prinsip Gagné dalam menyusun modul pembelajaran.

Sebagai contoh, video pembelajaran sering diawali dengan pemicu atensi (bisa lewat animasi atau pertanyaan menarik), dilanjutkan dengan penjelasan tujuan, dan diakhiri dengan soal evaluasi dan umpan balik otomatis. Ini menunjukkan bahwa teori Gagné punya daya adaptasi yang kuat terhadap perkembangan zaman dan teknologi.

Penutup

Teori belajar Gagné menawarkan pendekatan yang sistematis dan mudah dipahami, baik oleh pendidik maupun peserta didik. Dalam praktiknya, teori ini dapat membantu menciptakan suasana belajar yang lebih tertata, terarah, dan efisien. Meski tidak sempurna dan perlu disesuaikan dengan konteks pembelajaran modern, fondasi yang diberikan oleh Gagné sangat berharga untuk membangun pengalaman belajar yang bermakna.

Bagi saya pribadi, memahami dan menerapkan teori Gagné bukan hanya soal menjalankan tahapan demi tahapan secara mekanis. Lebih dari itu, ini tentang bagaimana kita bisa merancang pembelajaran dengan niat dan struktur yang jelas, sehingga setiap siswa punya kesempatan yang sama untuk memahami materi dan berkembang secara optimal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun