4. Apakah "Kematian Langsung" Bisa Terjadi karena Kurang Tidur?
Pada manusia: belum ada laporan klinis yang meyakinkan bahwa seseorang mati langsung hanya karena tidur terlalu sedikit dalam jangka pendek (misalnya beberapa hari). Tubuh biasanya memunculkan komplikasi lain (penyakit jantung, stroke, infeksi) yang menjadi penyebab kematian. Namun, pada hewan: beberapa studi menunjukkan bahwa depriving sleep total / kematian, akibat stres oksidatif & kerusakan organ. Kesimpulannya: kurang tidur kronis bukan langsung "kematian malam ini", tapi secara signifikan meningkatkan peluang seseorang mengalami penyakit-penyakit yang bisa berujung kematian dini.
5. Implikasi & Rekomendasi
a. Mempertahankan durasi tidur yang optimal (7 jam per malam) idealnya dengan kualitas baik dan konsistensi pola tidur.
b. Hindari kebiasaan meremehkan tidur: begadang terus-menerus, jam tidur yang sangat berubah tiap malam, atau tidur yang terganggu.
c. Buat intervensi: kebijakan kampus/sekolah, edukasi publik, peran tugas medis/psikologis dalam mendeteksi gangguan tidur.
d. Penanganan gangguan tidur secara profesional jika insomnia / sleep apnea terjadi.
Referensi:
1. GeroScience (2025) "Imbalanced sleep increases mortality risk by 14-34%: a meta-analysis". Â
2. JAMA Network Open (2023) Pola tidur pendek stabil & risiko mortalitas/kardiovaskular. Â
3. Effects of Sleep Deprivation on Physical and Mental Health Outcomes: An Umbrella Review (2023-2024) meliputi banyak bukti sistematis untuk efek jangka panjang kurang tidur. Â
4. Sleep Loss Can Cause Death through Accumulation of ROS in the Gut (2020) mekanisme biologis dari penelitian hewan.
Disclaimer: artikel ini dibuat untuk memenuhi kewajiban tugas MDPI FKK UMJ.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI