Pentingnya Bimbingan Konseling bagi Siswa

Di sini saya sependapat dengan Arthur J. Jhones mengartikan Bimbingan sebagai "the help given by one persone to another in making choices and adjustment and in solving problems" pengertian yang dikemukakan oleh arthur ini sangat sederhana yaitu bahwa dalam proses bimbingan ada dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu yang dibimbing untuk memecahkan masalah-masalahnya.

Misalnya dalam aktifitas sekolah, siswa memerlukan bimbingan bukan hanya sekedar pembelajaran. Maka hal itu siswa butuh pembimbing yang lebih baik dan efektif dengan kehadiran sosok seorang guru kelas. Namun, terkadang ada siswa yang memang tertutup kepribadiannya untuk menceritakan problem atau masalah dalam kehidupannya, di sinilah seharusnya tugas guru kelas berperan untuk menyelesaikan masalahnya.

Akan tetapi dia lebih senang menceritakan masalah kepribadian kepada teman dekat atau sahabatnya, peran teman dekat juga bisa dikatakan dengan konselor (pembimbing) karena definisi tentang konselor sendiri bukan hanya seorang guru yang memberi arahan atau bimbingan kepada siswanya. Dengan ini sahabat bisa di katakan konselor karena dia bisa memberikan arahan atau bimbingan kepada sahabatnya sendiri.

Dengan adanya pemahaman ini, penulis bertujuan memberikan arti yang cukup jelas bahwa bimbingan konseling itu tidak hanya di jumpai di dalam sekolah saja, melainkan dimanapun dan kapanpun seseorang melakukan perbaikan atau membenahi permasalahan yang timbul di dalam lingkungannya dengan cara mencurahkan seluruh problematika kehidupannya kepada konselor baik itu keluarga, teman ataupun sahabat itu yang di namakan dengan konseling. 

Lalu, apakah tugas guru kelas itu gugur dalam hal ini? Tidak juga, karena guru kelas dapat memberikan arahan atau bimbingan kepada siswanya misal dalam forum bimbingan kelompok, entah apa yang akan dia terima dari masalah-masalah yang timbul. Maka guru harus tegas dan jelas untuk memberikan arahannya, jangan sampai menimbulkan masalah baru dengan mengklim atau menghujatnya sebagai siswa yang bermasalah.