Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Penulis, Pewarta, Pemerhati Sosial

Penyuka Kopi Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Dompet Pria Bisa Menunjukan Cara Ia Mengatur Hidup?

16 Oktober 2025   12:17 Diperbarui: 16 Oktober 2025   12:17 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  Dompet dalam Kacamata Psikologi (Onder Develi/Pixabay) 

Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana seorang pria memilih dan menata dompetnya?
 Ada yang dompetnya ramping dan rapi, hanya berisi beberapa kartu penting. Ada juga yang tebal, penuh struk dan nota lama yang mungkin sudah tak terbaca. Sekilas memang tampak sepele, tapi dari sudut pandang psikologi, kebiasaan sederhana seperti ini bisa memberi petunjuk kecil tentang cara seseorang mengatur hidupnya.

1. Dompet Sebagai Cermin Kepribadian

Dalam psikologi, benda pribadi sering disebut sebagai perpanjangan diri (extended self)---artinya, barang yang kita pilih dan cara kita menatanya bisa mencerminkan siapa diri kita sebenarnya.

Dompet adalah salah satu contoh paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Ia selalu dibawa ke mana-mana, berisi hal-hal penting, dan sering kali menggambarkan nilai yang kita pegang: keteraturan, kehati-hatian, atau justru spontanitas.

Pria dengan dompet rapi dan minimalis umumnya memiliki tingkat disiplin dan keteraturan yang tinggi. Dalam teori Big Five Personality, ciri ini termasuk dalam dimensi conscientiousness, yakni kecenderungan untuk teratur, terencana, dan bertanggung jawab (John & Srivastava, 1999).
 

Sebaliknya, pria yang dompetnya cenderung penuh atau berantakan mungkin lebih santai, fleksibel, atau kurang memperhatikan detail kecil. Namun, itu bukan berarti mereka ceroboh---bisa jadi fokus mereka lebih besar pada hal-hal yang dianggap lebih penting daripada sekadar menata dompet.

2. Antara Fungsi dan Gengsi

Bagi sebagian pria, dompet bukan sekadar tempat menyimpan uang dan kartu, tapi juga bagian dari identitas sosial. Pemilihan dompet bermerek, bahan kulit asli, atau desain eksklusif sering kali menjadi simbol status.

Penelitian dari Ohio State University (2018) menunjukkan bahwa orang dengan rasa ragu diri yang tinggi (chronic self-doubt) cenderung lebih materialistis, karena merasa harga diri mereka tergantung pada barang yang dimiliki 

Fenomena ini bisa menjelaskan mengapa ada pria yang rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk membeli dompet bermerek. Bukan karena sekadar suka, tapi karena ingin menunjukkan kesuksesan dan meningkatkan kepercayaan diri.
 Namun di sisi lain, pria yang memilih dompet sederhana tanpa logo besar mungkin merasa bahwa fungsi lebih penting daripada gengsi. 

Mereka melihat dompet sebagai alat, bukan simbol pencapaian.

Kedua pilihan ini tidak salah, hanya mencerminkan orientasi nilai yang berbeda: apakah seseorang hidup berdasarkan pengakuan sosial atau kenyamanan pribadi.

3. Dompet Sebagai Cermin Pola Pikir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun