Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Penulis, Pewarta, Pemerhati Sosial

Penyuka Kopi Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Sugar Coating" demi Jabatan Idaman, Wajar atau Justru Berbahaya?

6 Oktober 2025   08:22 Diperbarui: 6 Oktober 2025   08:33 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sugar coating dalam dunia kerja atau organisasi (Foto:Pixabay) 

Dalam dunia kerja modern atau organisasi, keterampilan komunikasi menjadi salah satu kunci kesuksesan. Banyak orang percaya bahwa cara berbicara yang lembut, penuh sopan santun, dan mampu menyenangkan hati atasan adalah bentuk profesionalitas. Namun, ketika gaya komunikasi itu berubah menjadi "sugar coating", yaitu membungkus kebenaran dengan kata-kata manis demi kepentingan pribadi, muncul pertanyaan penting: apakah hal itu masih wajar, atau justru berbahaya bagi budaya organisasi?

Apa Itu Sugar Coating dalam Dunia Kerja

Istilah sugar coating berasal dari kata "coating" (lapisan) dan "sugar" (gula), yang berarti "melapisi dengan gula". Dalam konteks komunikasi, maknanya merujuk pada kebiasaan menyampaikan sesuatu dengan cara yang sangat lembut, bahkan sampai menutupi kebenaran agar terdengar menyenangkan.

Dalam praktik sehari-hari di kantor, sugar coating bisa terlihat dalam berbagai bentuk. 

Misalnya, seorang bawahan yang selalu memuji atasan secara berlebihan agar terlihat loyal, atau seseorang yang menahan kritik demi menjaga hubungan baik. Kadang, ini dilakukan bukan karena tidak berani, tapi karena ingin mendapat citra positif dan peluang promosi.

Sekilas, tindakan itu tampak wajar , siapa pun tentu ingin menjaga hubungan harmonis di tempat kerja. Tapi bila terlalu sering dilakukan, budaya kerja bisa berubah: dari jujur dan terbuka menjadi penuh kepura-puraan.

Manfaat Sugar Coating Jika Diterapkan Secara Bijak

Tidak semua sugar coating buruk. Dalam batas tertentu, gaya komunikasi yang halus memang memiliki beberapa manfaat.

Pertama, sugar coating membantu menghindari konflik. Tidak semua orang mampu menerima kritik secara langsung. Dengan memilih kata yang lembut, pesan bisa tersampaikan tanpa menyinggung perasaan. Ini penting terutama dalam lingkungan kerja yang beragam, di mana karakter setiap orang berbeda.

Kedua, komunikasi yang manis bisa menjaga keharmonisan tim. Kata-kata positif dan pujian yang tulus mampu meningkatkan semangat kerja. Suasana kantor yang penuh apresiasi biasanya lebih produktif daripada tempat yang dipenuhi nada negatif.

Ketiga, gaya berbicara yang halus juga mencerminkan kecerdasan emosional (emotional intelligence). Orang yang mampu mengatur nada bicara dan membaca situasi sosial biasanya lebih mudah membangun hubungan kerja jangka panjang.

Namun, manfaat-manfaat ini hanya berlaku jika sugar coating digunakan untuk niat baik bukan manipulasi.

Bahaya Sugar Coating demi Jabatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun