Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Penulis, Pewarta, Pemerhati Sosial

Penyuka Kopi Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Kepemimpinan Intelektual: Mengapa Pejabat Publik Perlu Gemar Membaca Buku

2 Oktober 2025   15:35 Diperbarui: 2 Oktober 2025   15:35 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah menggunakan AI

Tidak heran, sebagian pejabat lebih senang memamerkan gaya hidup mewah ketimbang buku yang sedang dibaca. Padahal, masyarakat jauh lebih membutuhkan pemimpin yang kaya gagasan daripada kaya penampilan.

Bagaimana Cara Mendorong Pejabat Gemar Membaca?

Membangun budaya membaca di kalangan pejabat tentu tidak bisa instan. Dibutuhkan langkah nyata, baik dari pemerintah maupun masyarakat.

  • Di tingkat lembaga
    Instansi pemerintahan bisa membangun perpustakaan digital atau membuat program diskusi buku secara rutin. Jika rapat bisa dijadwalkan setiap minggu, mengapa diskusi buku tidak bisa?
  • Di tingkat individu
    Pejabat perlu meluangkan waktu membaca setiap hari, meski hanya 30 menit. Satu buku per bulan sudah cukup untuk memperkaya wawasan. Mereka juga bisa membagikan resensi singkat di media sosial sebagai inspirasi bagi masyarakat.
  • Peran media dan publik
    Media bisa memberi sorotan positif pada pejabat yang rajin membaca. Publik juga bisa memberi apresiasi lebih besar kepada pemimpin yang menunjukkan kebiasaan literasi, bukan hanya yang viral karena kontroversi.


Jika langkah-langkah ini dilakukan, literasi bisa tumbuh menjadi budaya yang melekat di birokrasi.

Penutup

Kepemimpinan intelektual adalah kepemimpinan yang lahir dari pengetahuan dan kebijaksanaan. Untuk mencapainya, pejabat publik perlu membangun budaya membaca. Buku bukan hanya hobi, melainkan sumber inspirasi, visi, dan etika dalam memimpin.

Indonesia membutuhkan pejabat yang bukan hanya pandai berorasi, tetapi juga kaya gagasan dan nilai. Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan tokoh-tokoh besar dunia telah membuktikan bahwa literasi adalah fondasi kepemimpinan yang sejati.

Dengan membaca, pejabat akan lebih siap menghadapi tantangan zaman, lebih peka terhadap kebutuhan rakyat, dan lebih bijak dalam mengambil keputusan. Karena itu, sudah saatnya kita menuntut lahirnya pemimpin yang bukan hanya berkuasa, tetapi juga berwawasan---pemimpin yang menjadikan buku sebagai sahabat setia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun