Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Penulis, Pewarta, dan Aktivis Sosial

Penyuka Kopi Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Premanisme di Indonesia: Dari Pungli Sampai Intimidasi, Kapan Berakhir?

24 April 2025   17:01 Diperbarui: 25 April 2025   07:20 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi premanisme. (Foto: riaulink.com)

Premanisme kembali jadi topik panas di Indonesia. Aksi-aksi preman yang meresahkan warga, mulai dari pungli di kawasan industri, pemalakan di terminal, sampai ancaman ke pelaku usaha kecil bikin banyak orang angkat suara. Tapi pertanyaannya: kenapa praktik ilegal kayak gini bisa terus hidup dan bahkan makin terang-terangan?

Premanisme: Masalah Lama yang Belum Usai

Preman bukan hal baru di negeri ini. Tapi sekarang, publik makin gerah karena kehadiran mereka makin sering dirasakan. Di banyak daerah, preman merasa punya kuasa lebih dari aparat. Mereka ngatur siapa yang boleh dagang, siapa yang harus "setor," dan siapa yang bakal "kena masalah" kalau berani menolak.

Sementara itu, masyarakat cuma bisa pasrah. Takut dilaporkan, takut dibalas, dan takut malah gak dilindungi aparat. Inilah bentuk nyata dari lemahnya negara dalam menjaga ketertiban umum.

Kenapa Premanisme Masih Eksis di Indonesia?

Ada beberapa alasan kenapa premanisme masih kuat di Indonesia:

  • Kemiskinan dan pengangguran: Banyak yang gak punya kerja tetap dan akhirnya "kerja sampingan" sebagai preman.
  • Kurangnya pendidikan: Minimnya akses ke pendidikan bikin sebagian orang gampang dimanfaatkan kelompok-kelompok kekerasan.
  • Penegakan hukum lemah: Preman sering dianggap bagian dari "penyeimbang" kekuasaan lokal. Padahal jelas-jelas mereka pelanggar hukum.
  • Budaya permisif: Kadang masyarakat justru merasa aman karena "kenal preman," padahal itu bentuk pembiaran.

Dampak Premanisme: Dari Ekonomi Sampai Rasa Aman

Premanisme bukan cuma ganggu aktivitas warga. Di sektor ekonomi, preman bikin pengusaha mikir dua kali buat investasi. Bayangin aja, baru mau buka usaha udah diminta "uang keamanan." Belum apa-apa, biaya operasional udah bocor.

Di lingkungan tempat tinggal, masyarakat jadi takut bersuara. Preman jadi simbol kekuasaan lokal yang gak bisa disentuh. Ini jelas bahaya, karena keadilan hukum jadi semu.

Langkah Pemerintah: Mulai Bergerak, Tapi Belum Cukup

Beberapa kota sudah mulai membentuk Satgas Anti-Premanisme. Di Bandung, misalnya, ada tim khusus yang ngecek titik-titik rawan. Pemerintah pusat juga mulai ajak bicara pelaku industri buat nyari solusi bareng. Tapi langkah ini baru awal-karena premanisme gak bisa selesai cuma dengan razia satu kali.

Solusi Atasi Premanisme di Indonesia

Supaya masalah preman gak terus jadi borok sosial, ini beberapa langkah yang bisa dijadikan solusi jangka panjang:

  1. Penegakan hukum yang tegas dan merata
    Gak boleh ada kompromi sama pelaku premanisme, meski mereka berlindung di balik ormas atau seragam apa pun.

  2. Perluas akses kerja dan pelatihan keterampilan
    Buka kesempatan kerja yang adil supaya gak ada lagi alasan "jadi preman karena gak ada pilihan."

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun