Mohon tunggu...
Nahdia Nuzulita
Nahdia Nuzulita Mohon Tunggu... Freelancer - Pemula

"Langsamer fortschritt ist besser als kein fortschritt"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ask Me: Siapa Orang yang Menciptakan Sistem Pekerjaan Rumah (PR)

11 November 2022   19:31 Diperbarui: 11 November 2022   19:37 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu ketika masih bersekolah formal, 15 menit terakhir pelajaran selalu menjadi saat yang mendebarkan. Para siswa akan berdoa dalam hati jika guru tidak akan memberikan pekerjaan rumah atau PR. Setelah duduk berjam-jam di sekolah dilanjutkan dengan mengerjakan PR di rumah dengan waktu yang berjam pula tentunya sangat melelahkan. Tak heran, jika PR menjadi tugas yang dibenci oleh para siswa.

Waktu yang seharusnya dihabiskan untuk mengembangkan minat dan bakat harus digantikan dengan mengerjakan PR dengan alasan agar siswa belajar di sekolah.

Baru-baru ini, kita dikejutkan dengan berita Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengeluarkan kebijakan berupa penghapusan atau pembebasan para siswa dari pekerjaan rumah (PR) sekolah. Eri Cahyadi beralasan jika PR tidak boleh membebani siswa dan PR seharusnya menjadi jalan pembentukan karakter dan pengembangan minat bakat siswa.

Kebijakan ini tentunya membawa pro kontra yang mengundang perhatian tidak hanya pemerintah, akademisi, tapi juga dari siswa. Tapi kita tidak akan membahas pro kontra tersebut, sebelumnya pernahkah kalian berpikir siapa orang yang telah berjasa menemukan sistem ini? Apa alasan mereka menciptakan sistem ini?

Sejak awal dalam sistem pendidikan tradisional, guru akan meminta siswa mereka untuk melatih apa yang mereka dapatkan ketika belajar. Namun, bukan menjawab soal-soal matematika atau sejarah melainkan berlatih berbicara. Sebut saja Pliny the Younger (61-112M) seorang guru pidato, sering menyuruh murid-muridnya untuk berlatih berbicara di depan umum di luar kelas. Hal ini didasari kepercayaan Pliny bahwa pengulangan dan latihan berbicara akan membantu siswa memperoleh kepercayaan diri dalam kemampuan berbicara mereka.

Biksu abad pertengahan akan meminta siswanya untuk menghafal dan berlatih bernyanyi di luar kelas. Guru dari India kuno, Cina, dan Yunani selalu meminta siswa untuk mengasah kemampuan tempur dan seni mereka. Meskipun tidak terdengar seperti pekerjaan rumah, pengajar zaman dahulu berpendapat jika metode ini membantu siswa membentuk struktur dan format dasar dari keahlian yang diperlukan saat itu.

Pada masa lalu, pendidikan hanya dirasakan oleh keluarga kaya dan bangsawan. Mereka akan menyewa tutor untuk mengajar putra putri mereka di rumah. Sementara, anak-anak yang tidak beruntung tidak mendapatkan pendidikan karena membantu orang tua mereka bekerja.

Jadi, tidak ada sumber yang memastikan kapan, di mana, dan siapa yang menciptakan sistem ini.

Sejarah perkembangan pendidikan di Jerman?

Seorang filsuf Jerman bernama Johann Gottlieb Fichte dikenal juga sebagai bapak pendiri nasionalisme Jerman mendirikan sebuah sekolah untuk membangkitkan semangat nasionalisme di antara masyarakat.

Johann mendirikan Volkschule, pendidikan wajib sembilan tahun dengan pendidikan dasar dan menengah yang disediakan oleh negara yang diperuntukan untuk rakyat. Johann juga mendirikan Realschule yang diperuntukan untuk bangsawan. Siswa yang berada di Volkschule diberikan pekerjaan rumah sebanyak-banyaknya sebagai bentuk rasa nasionalisme kepada negara.

Sejarah perkembangan pendidikan di Amerika Serikat?

Horace Mann, seorang reformis pendidikan Amerika yang menghabiskan banyak waktu di

Prusia, memperhatikan dan mempelajari sistem Volkschule dan praktik dari pemberian PR.

Horace menyukai sistem Volkschule Jerman yang memberikan PR kepada para siswanya. Horace kemudian mengusulkan sistem ini kepada sekolah yang ada di Amerika Serikat.

Setelah Perang Dunia II usai, konflik antata Uni Soviet dan Amerika Serikat belum usai dan makin memanas termasuk dengan kaum muda mereka. Masing-masing dari kedua benegara tersebut mengeluarkan otoritas terkait pemberian PR secara ketat untuk segala usia sehingga bisa lebih maju selangkah dari negara lawan terutama di bidang Matematika dan Sains.

Source: Pixabay 
Source: Pixabay 

Dengan demikian, pekerjaan rumah(PR) akhirnya berkembang menjadi praktik global. Sudah lebih dari 200 tahun berlalu sejak evolusi pekerjaan rumah menjadi sebuah sistem yang seperti sekarang. Masih banyak pro kontra mengenai perlunya pekerjaan rumah ini untuk siswa? Di satu sisi, ini bisa menjadi cara yang baik untuk mengajarkan siswa tentang keterampilan waktu dan tanggung jawab. Di sisi lain, sistem ini membebani siswa sehingga tidak memiliki waktu dalam mengembangkan minat dan bakat yang mereka miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun