Mohon tunggu...
Nahdia Nuzulita
Nahdia Nuzulita Mohon Tunggu... Freelancer - Pemula

"Langsamer fortschritt ist besser als kein fortschritt"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gempuran Covid-19, Toko Kosmetik Tak Lagi Dilirik!

29 Juni 2021   21:21 Diperbarui: 29 Juni 2021   21:29 4483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto produk yang dijual di toko Yanti ( source:dokpri)

Sudah setahun lebih Indonesia terkena dampak Covid-19, berbagai cara dan kebijakan telah dikeluarkan pemerintah dalam mengatasi pandemi ini di mulai dari lockdown, PSBB, vaksinasi, dll. Tidak hanya sektor kesehatan yang terkena dampak ini tetapi sektor ekonomi, pariwisata, dan sektor industri.

Salah satu sektor industri yang mengalami penurunan adalah produk kecantikan. Survey yang dilakukan oleh Jakpat September dahulu mengatakan jika penggunaan produk kosmetik mengalami penurunan karena adanya aturan kerja di rumah atau work from home. Produk yang mengalami penurunan adalah lipstik, bedak padat, foundation, blush on, pensil alis.

" Sekarang orang kerja di rumah jadi tidak perlu mengunakan riasan, di tambah orang-orang lebih mengutamakan produk konsumsi dan produk kesehatan seperti masker dan vitamin yang menambah imun tubuh sebagai langkah antisipasi virus corona kan", tutur Yanti yang juga terimbas pandemi covid-19 terhadap usaha kecantikan yang dimilikinya.

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sangat berpengaruh pada aktivitas bisnis dan secara tidak langsung juga mempengaruhi pertumbuhan  ekonomi Indonesia. Imbauan pembatasan bersosialisasi di luar rumah mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup dari offline ke online.

Semua orang mulai beralih berbelanja secara online dengan alasan yang beragam, mulai dari takut keluar rumah karena virus, banyaknya promo di toko online, banyaknya waktu untuk mengakses online shop, hingga alasan sangat praktis.

" Sekarang serba online, beli beras online, beli makanan online, beli baju online, beli kosmetik juga online", ungkapan Yanti terhadap perubahan kebiasaan saat ini.

Toko kosmetik  Yanti tidak luput terkena imbas dari kebijakan pemerintah tentang lockdown dan pemberlakuan skala besar-besaran untuk menghindari dan mengatisipasi penularan Covid-19. Toko ini terletak di Jl. Logas No.18, Muaro, Kecamatan Sijunjung. 

suasana sepi toko Yanti yang baru dikunjungi satu pembeli ( source : dokpri)
suasana sepi toko Yanti yang baru dikunjungi satu pembeli ( source : dokpri)

" Sebelum pandemi datang toko ini ramai pengunjung, biasanya pelajar atau pegawai kantoran. Mereka  biasanya belanja dengan mencoba beberapa kosmetik, apakah sesuai dengan kulit mereka, parfum yang pas di hidung mereka. Siapa mau melewatkan kesempatan ini, atau tester kata anak muda zaman sekarang. Tapi semenjak pandemi ini siapa yang mau keluar rumah? Semuanya pada takut tertular virus," tutur Yanti.

Sejak berdiri toko ini mengalami banyak rintangan dan tantangan yang sudah menjadi makan wajib bagi seorang pengusaha dalam mendirikan bisnis. Bukan tak mungkin jika usaha yang dirintis mengalami peningkatan dan penurunan. Sudah banyak cerita dan pengalaman yang dihadapi Yanti ketika memulai usahanya.

Toko ini mulai dibuka tahun 2011, awalnya toko ini produknya masih sedikit dan orang-orang saat itu belum tertarik dengan produk kecantikan karena masih banyak menggunakan bahan alami. Berkat sabar dan ikhtiar toko ini bisa berkembang. Semua produk kecantikan ada di toko ini, mulai dari skincare, bedak, parfum, hingga alat make up semuanya ada di sini. awalnya toko ini dibuka sebagai pekerjaan sampingan Yanti sebagai pegawai negeri.

Produk kecantikan di sini sangat beragam mulai produk dari brand lokal hingga brand luar negri. Mulai dari produk perawatan tubuh hingga riasan wajah. Tidak hanya itu, Yanti juga menjual masker sebagai bentuk inovasi tetapi itu saja belum bisa menutup modal yang dikeluarkan Yanti. Kerugian pendapatan disebabkan oleh harga pengiriman barang yang tinggi dan barang yang sudah kadaluarsa yang membuat Yanti harus berusaha keras agar harga kosmetik yang dijualnya tidak mengalami peningkatan harga yang signifikan dan bisa menekan biaya pengeluaran.

Cobaan terbesar selama merintis usaha kosmetik ini dirasakan buk Yanti ketika pandemi Covid-19 datang. Dia harus menutup tokonya untuk mematuhi peraturan pemerintah yang melakukan lockdown wilayah.

" Jujur saya tidak suka dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan lockdown dan PSBB karena sangat merugikan bagi saya. Tetapi, suka tidak suka, mau tidak mau, aturan tetaplah aturan sebagai warga yang baik saya harus patuh sama peraturan pemerintah, jangan sampai karena melanggar aturan pemerintah menimbulkan masalah yang lebih besar untuk saya. Bukannya untung malah buntung kan?", tutur  Yanti sambil tertawa.

foto bersama pemilik toko ( source: dokpri)
foto bersama pemilik toko ( source: dokpri)

Yanti tetap santai dengan keadaan yang dialami tokonya. Dia mengatakan jika itu resiko yang harus dia tanggung.

 " Namanya juga usaha, pasti adalah pasang surutnya. Sebagai pengusaha, dari awal saya sudah harus siap dengan resiko yang akan datang.  Selama pandemi ini penjualan saya mengalami penurunan dari biasanya mendapat 45 juta per bulan menjadi 30 juta per bulan. Tiap bulan ada beberapa barang yang sudah kadaluarsa dan saya harus membeli kembali barang yang baru. Mengikuti tren saat ini, saya juga mencoba menjual masker, hand sanitizer, face shield agar bisa menutupi sebagian modal saya", Tambah Yanti.

Alasan tidak terlalu paham teknologi membuat Yanti terus bertahan dengan toko retail miliknya. Yanti sempat tergiur mencoba untuk beralih menjualkan bisnisnya secara online tetapi tidak memberikan pengaruh kepada tokonya dan memutuskan untuk berhenti.

" Saya udah coba untuk jualan online tetapi tidak berhasil. Mungkin  itu kekurangan saya, bisa dikatakan saya sangat gagap dengan teknologi, tidak seperti anak zaman sekarang yang pintar dan bisa menggunakan kemajuan teknologi dengan maksimal. Saya saja mengerti penggunaan wa, fb, messenger udah syukur. " kata Yanti.

Yanti berpesan kepada pelaku bisnis dari sektor apapun yang terdampak pandemi ini untuk bersabar, terus berusaha, dan berdoa agar pandemi ini segera berakhir dan semua bisa kembali normal.

" hmmmm, mendengar berita yang ada di televisi tentu membuat saya sangat was-was dan sangat protektif terhadap kebersihan di toko saya. Jangan sampai toko saya yang menjadi sumber dari virus corona kepada pelanggan saya. Bisa gulung tikar saya", ujar Yanti sambil tertawa.

"Saya tahu ini semua adalah ujian untuk kita bersama, tidak ada pihak yang perlu disalahkan dan juga dibenarkan. Mungkin pandemi ini sebagai media dalam menguatkan persaudaraan di Indonesia atau sebagai pembelajaran untuk kita semua jika Tuhan berkehendak tidak ada yang bisa menghentikan keputusannya. Dan untuk pemuda yang diuntungkan teknologi manfaatkan dengan semaksimal mungkin dan jangan putus asa karena kalian masih muda, masih kuat, dan pintar",  lanjutnya.

Seperti yang dikatakan Yanti tidak ada pihak yang benar atau salah, jika Tuhan  sudah berkehendak sehebat apapun teknologi yang diciptakan manusia tidak akan menghalangi ketetapannya. Sebagai manusia kita seharusnya mengambil hikmah terhadap peristiwa yang  terjadi. Selain itu , sebagai anak muda yang diuntungkan dengan teknologi tidak lagi alasan untuk menunda membuat usaha. Kerja keras, kesabaran, dan doa menjadi senjata kenapa toko kosmetik Yanti masih berdiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun