Mohon tunggu...
Naghma Naghsalla
Naghma Naghsalla Mohon Tunggu... Lainnya - Naghma Naghsalla

Physical Education UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siput yang Periang

24 November 2020   07:50 Diperbarui: 24 November 2020   07:54 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari, ada sebuah taman yang indah. Disana, hiduplah seekor siput yang mungil, namanya Chila. Chila adalah siput yang periang. Dimusim semi dan musim panas, ia akan bermain dengan kupu-kupu yang berterbangan di taman.

Namun, selama musim dingin, ia akan tidur sepanjang hari di dalam cangkangnnya. Ketika musim dingin telah berakhir, ia akan terbangun dari tidurnya dan keluar dari cangkangnya. 

Dia melihat banyak  bunga yang bermekaran di sekelilng taman. Selain itu, ada burung yang sedang berkicauan di atas pohon. Seolah-olah menyambut musim semi telah tiba.

Ketika berjalan melintasi taman, Chila merasa lapar. Karna, selama musim dingin, ia hanya makan sedikit saja. Ia melihat di sekitarnya dan matanya hanya tertuju pada pohon murbei yang sangat besar.

"Wah... pohonnya besar sekali. Kelihatannya buahnya lezat. Aku akan makan buah murbei yang manis ini di atas pohonnya."

Tanpa berfikir panjang, ia merangkak ke pohon dan mulai memanjat. Ketika mencapai akar yang besar, ia bertemu dengan temannya. Ia adalah Billy. Seekor kelinci yang sedang memakan rumput.

"Hai Chila ! Dipagi yang secerah ini mau pergi kemana ?" sapa  Billy.

"Hai Bil ! Aku sangat lapar dan ingin makan murbei  yang tumbuh di atas pohon ini" jawab Chila.

"Tetapi Chila, tidak ada satu pun buah murbei di pohon ini."

"Mungkin tidak sekarang, tapi setelah aku sampai puncak pasti ada."

"Jikalau kamu punya kaki dan bisa meloncat kencang seperti aku, kamu pasti tidak akan bersusah payah untuk pergi ke atas" jawab Billy dengan sombong.

Chila pun menghiraukan perkataanya. Kemudian Billy meninggalkan Chila. Billy berjalan dan meloncat dengan keras sehingga menabrak sebatang kayu di depannya dan terjatuh.

"Hahaha...Untung aku tidak bisa meloncat. Aku akan merangkak dengan langkahku sendiri" tawa Chila.

Kemudian Chila melanjutkan perjalannya menuju ke batang pohon. Disana ia bertemu dengan temannya yang lain. Rubi si kupu-kupu.

"Hai Chila ! Apa kamu sedang menikmati hembusan angin di musim semi ini?" tanya Rubi.

"Tidak Rubi. Aku hanya ingin makan buah murbei yang manis ini" jawab Chila.

"Buah murbei? Tapi tidak ada murbei di pohon ini. Mereka hanya berbuah di musim panas."

"Tapi jalanku kan lambat. Jadi aku akan sampai ke puncak saat musim panas nanti."

"Baiklah, aku kan membantumu. Ketika murbei sudah berbuah nanti, naiklah ke punggungku dan aku akan membawamu terbang cepat ke udara."

Chila menolak bantuannya si Rubi. Karna, jika terbang ke udara, kepalanya akan merasa pusing. Dan mungkin saja akan terjatuh. Chila pun beranjak melanjutkan perjalanannya. Hari demi hari telah berlalu. Namun di tengah perjalanan, ia sangat kelelahan dan sempat berfikir untuk menyerah.

"Hahhh... Capek sekali..!!" rintihnya. Aku tidak boleh menyerah. Aku pasti bisa menuju puncak untuk memakan murbei yang manis itu."

Keesokan harinya, ia mulai mendaki kembali. Perlahan musim semi beralih musim panas. Tiba-tiba ada angin kencang menghampirinya. Dan ternyata itu adalah temannya, Rini. Seekor burung kecil yang memiliki sayap indah.

"Kamu membuatku terkejut, Rini" ucap Chila.

"Hai Chila ! Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Rini.

"Aku hanya ingin makan buah murbei di pohon ini, Rini."

" Wah.. Kamu terlalu cepat Chila. Sekarang kan masih musim semi."

"Aku datang tidak terlalu cepat Rini. Aku datang tepat waktu."

"Jikalau kamu punya sayap seperti aku, kamu akan mudah untuk naik ke atas. Lihatlah sayap ini Chila. Bukankah sayap ini indah sekali bukan."

 Angin kencang pun datang.

"Ahhhh..."( suara Rini yang terbawa angin).

Chila sangat bersyukur karena tidak mempunyai sayap. Sehingga tidak mudah terbawa oleh angin. Kemudian ia melanjutkan perjalannya. Hanya ada satu cara untuk bisa makan buah murbei yakni dengan naik ke ranting. Ia datang tepat waktu. Musim panas telah datang. 

Disekelilingnya terlihat buah murbei yang sangat besar dan hitam pekat yang begitu lezat. Chila pun memakannya sampai kenyang. Ia sungguh menikmati buah murbei dengan penuh kegembiraan.

"Hmmmm... manis sekali."

Akhirnya Chila sangat senang. Setelah bekerja keras dan penuh kesabaran untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia telah menunjukkan kepada kita bahwa ketika kita menginkan sesuatu, kita harus berusaha keras dan tidak boleh menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun