Mohon tunggu...
FOREST SPACE
FOREST SPACE Mohon Tunggu... Jurnalis - Writer |Forester |Ig.nagadragn |Fb.Dra gon |LinkedIn.Fitriyani sinaga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ruang Hutani, Sosial Budaya, Pendidikan dan Literasi lingkungan Hidup. https://ruanghutani.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karang Mumus, Primadona yang Merana

12 September 2019   00:06 Diperbarui: 2 Desember 2019   10:45 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
copyright Nagadragn

Samarinda sekurangnya mempunyai 26 anak sungai yang bermuara di sungai Mahakam. Anak sungai itu adalah Karang Mumus, Palaran, Loa Bakung, Loa Bahu, Bayur, Betepung, Muang,Pampang, Kerbau,Sambutan, Lais, Tas, Anggana, Loa Janan, Handil, Loa Hui, Rapak Dalam, Mangkupalas, Bukuan, Ginggang, Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, Sakatiga dan Bantuas. Oleh Fitriyani Sinaga

Sungai Karang Mumus adalah yang paling terkenal karena sungai yang bermuara di Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara ini, mengalir melalui hampir sebagian besar wilayah Kota Samarinda.

Dengan panjang kurang lebih 40 km, di tepian sungainya dahulu bertumbuh kampung perdana di Kota Samarinda. Sungai ini juga menjadi alur transportasi untuk mengangkut berbagai komoditas.

Beberapa pusat perekonomian (Pasar) berada tak jauh dari tepiannya. Salah satu yang terbesar adalah Pasar Segiri.

'Urang Samarinda Bahari' sadar betul bahwa Sungai Karang Mumus adalah Arah Hadap Hidup, air kehidupan atau danum kaharingan.

Bukan hanya karena airnya yang jernih, yang menjadi sumber pemenuhan kebutuhan air sehari hari, melainkan juga karena dalam alirannya banyak hidup aneka ikan yang merupakan sumber protein serta penghasilan bagi para nelayan.

Semenjak jaman Kemerdekaan Republik Indonesia, terjadi perubahan kiblat kehidupan di Kalimantan Timur dari sungai ke jalan raya. 

Jalan raya mulai dibangun, beberapa diantaranya mengambil ruang sungai atau sejajar dengan sungai.

Jika sebelumnya area yang strategis adalah pinggir sungai, kemudian berubah dimana pinggir jalanlah yang menjadi area premium.

Rumah kemudian menghadap jalan raya dan membelakangi sungai. Wilayah pinggir sungai kemudian menjadi wilayah abu-abu, hingga kemudian tumbuh menjadi kantong kantong permukiman kumuh.

Sungai Karang Mumus yang awalnya adalah primadona Kota Samarinda, perlahan mulai luruh. Karang Mumus tetap terkenal, namun kini lebih dikenal sebagai sungai yang jorok, sungai yang penuh limbah dan sampah, sungai yng airnya keruh dan berbau tidak sedap.

Baca bersambug ke Blogg https://ruanghutani.blogspot.com/2019/09/karang-mumus-das-terkikis-di-kalimantan.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun