Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Gundah Gulana Jelang Lebaran, Ada Apa?

19 Maret 2024   02:53 Diperbarui: 20 Maret 2024   12:23 2828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pexels.com

Lebaran harusnya menjadi momen menyenangkan. Sejak masa puasa Ramadhan, orang-orang sudah mempersiapkan baju baru, rencana mudik, membawa makanan ini itu ketika berkumpul nanti, dan aneka rencana seru lainnya.

Saat Lebaran semua orang berkumpul, bermaafan, dan saling bertukar kabar berita. Keluarga jauh datang dan menginap di rumah, sibuk ngobrol sampai pagi. Sungguh momen yang layak ditunggu ya.

Namun nyatanya tidak semua orang menantikan momen Lebaran dengan perasaan senang. Bahkan beberapa merasa cemas, gelisah, dan terpikir untuk tidak datang dengan cara mencari-cari alasan. 

Ada apa dengan Mereka?

Seorang perempuan duduk di depan saya sambil menangis tersedu-sedu. Rupanya ia punya masalah dengan orangtuanya. Persis sebelum puasa Ramadhan, hubungan dengan ibunya kurang baik. Kata-kata kasar ibunya menyakiti hatinya, padahal ia tahu sifat ibunya memang begitu sejak ia masih kecil. 

Tetapi entah mengapa, kali ini ia tidak bisa menerima lagi celaan ibunya tentang caranya mendidik anaknya. Ibunya membandingkan cara mendidik anak antara dirinya dengan saudara sepupunya.

Klien saya protes di sela-sela tangisannya. Katanya, "Suaminya saya tidak masalah dengan cara kami itu. Untung saya punya suami baik, yang selalu mendukung saya dan minta saya untuk tidak mengambil hati komentar ibu saya." Ufff.. Bisa dibayangkan sih ya, reaksinya ketika dianggap tidak becus merawat anak hanya karena anaknya sakit saat ia sibuk bekerja. 

Klien lainnya mengeluh tentang pertanyaan keluarga tiap kali bertemu saat Lebaran. Katanya, "Mereka itu kok nggak bosen toh, Bu, selalu tanya kapan saya nikah. Kalau saya jawab, belum punya pacar, udah deh.. habis nasib saya. Dikasih ceramah kalau perempuan itu nggak usah milih-milih, nanti kelewat umurnya."

Hmm.. Itu 'hobby' klasik para orang tua sepertinya ya.. Klien saya sempat terpikir untuk tidak mudik Lebaran kali ini karena ia sudah tidak tahan lagi memikirkan reaksi keluarga besarnya kalau ia menjawab tidak punya pacar. 

Kisah berikutnya dari teman lama. Sambil ngobrol santai, teman saya bercerita kalau dirinya berencana mengambil piket saat Lebaran supaya tidak usah mudik. 'Wah, pasti ada masalah ini,' batin saya. Lha ya khan semua orang pengen mudik, kok dia nggak pengen pulang? Akhirnya terungkap juga alasannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun