Rembang, Jawa Tengah –Limbah sabut kelapa yang semula menjadi masalah di Desa Punjulharjo, Kabupaten Rembang, kini berhasil diubah menjadi sumber ekonomi baru. Selama ini, sabut kelapa yang bersumber dari kegiatan pariwisata dan konsumsi di Pantai Karang Jahe kerap menumpuk tanpa penanganan yang optimal. Berkat inisiatif pengadaan mesin pencacah, masyarakat setempat dapat mengubah limbah tersebut menjadi cocopeat—media tanam organik yang tengah populer di kalangan petani modern.
Atas kolaborasi Muhammad Nafik Ulin Nuha, mahasiswa Universitas Diponegoro, bersama dengan universitas, mesin pencacah berkapasitas 300 kg per jam tersebut berhasil dihadirkan. Mesin ini mampu mempercepat proses produksi dengan hasil cacahan yang lebih halus dan konsisten. Dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah, produk cocopeat tidak hanya untuk memenuhi permintaan lokal, tetapi juga berpeluang dipasarkan hingga ke tingkat regional dan ekspor. Dampak positifnya pun beragam, dari pengurangan polusi udara akibat pembakaran sabut hingga terciptanya kesempatan kerja bagi kaum muda dalam sektor produksi dan pemasaran.
Dukungan pelatihan dan pendampingan dari pihak universitas dan pemerintah daerah semakin memperkuat implementasi program ini. Ke depannya, pembentukan kelompok usaha bersama atau koperasi diharapkan dapat mengoptimalkan tata kelola produksi dan pemasaran. Dengan langkah ini, Desa Punjulharjo memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pengolahan cocopeat yang berkelanjutan serta mendongkrak perekonomian warga
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI