Balida, 1 September 2025 -- Desa Balida terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga lingkungan dan memanfaatkan potensi lokal melalui program inovatif berbasis kearifan lokal. Sejak 29 Juli 2025 lalu, warga bersama pengrajin bambu setempat memulai kegiatan pembuatan bak sampah dari bahan bekas dan bambu, serta penomoran rumah dari bambu sebagai bentuk pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Memanfaatkan Sumber Daya Alam yang Melimpah
Bambu dikenal sebagai salah satu tanaman yang mudah tumbuh di wilayah Desa Balida. Selama ini, bambu banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, kerajinan, maupun konstruksi sederhana. Namun, melalui kegiatan ini, bambu diberdayakan menjadi solusi kreatif dalam menjaga kebersihan dan mempercantik lingkungan desa.
Proses perancangan dan pengolahan bambu dilakukan secara gotong royong oleh warga dengan bimbingan langsung pengrajin bambu setempat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana pemberdayaan masyarakat, tetapi juga mempererat kebersamaan antarwarga.
"Bambu bukan hanya bahan biasa, tetapi simbol keberlanjutan. Dengan memanfaatkannya, kita bisa menjaga lingkungan sekaligus memperkuat kearifan lokal desa," ujar salah satu pengrajin yang terlibat dalam kegiatan ini.
Dampak Positif bagi Desa
Program pembuatan bak sampah dan penomoran rumah dari bambu membawa beberapa manfaat nyata, antara lain:
*Lingkungan desa menjadi lebih bersih dan tertata.
*Identitas rumah warga lebih jelas dengan penomoran bambu yang unik.
*Masyarakat semakin peduli terhadap pengelolaan sampah.
*Terbukanya peluang usaha kreatif berbasis kerajinan bambu.
Menuju Desa Mandiri dan Berdaya
Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari gerakan lebih besar dalam memanfaatkan potensi lokal desa. Jika dikembangkan secara berkelanjutan, kerajinan bambu tidak hanya berperan dalam menjaga lingkungan, tetapi juga bisa menjadi produk unggulan Desa Balida di masa depan.
Dengan semangat gotong royong dan kearifan lokal, Desa Balida terus melangkah menuju desa yang mandiri, lestari, dan berdaya saing, tanpa meninggalkan akar tradisi dan kekayaan alamnya