Mohon tunggu...
Nafa Zahra Saphira
Nafa Zahra Saphira Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Penulis amatir yang sedang berusaha keluar dari zona nyaman. Gemar baca buku, terutama novel fiksi dan komik jejepangan. Sedikit banyak tahu tentang Kpop. Belakangan ini senang menulis daily jurnal. Memiliki keyakinan bahwa setiap karya pasti akan memilki pembacanya masing-masing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pasifik

1 November 2023   19:32 Diperbarui: 1 November 2023   19:35 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cea berpikir harus segera memberi tahu kru lain dan meminta pertolongan. Ia pun berenang ke atas dengan sisa tenaga dan kesadaran yang ia miliki. Hitungan detik, Cea sampai di permukaan dan melihat Ami duduk cemas. Begitu naik, Cea menceritakan segala peristiwa yang ia temui di bawah sana kepada seluruh kru. Ami diam memperhatikan, merasa ada yang janggal dengan kawannya.

"Kau bilang istri Sam dan sosok yang bersama Nil memiliki mata hijau terang?"

"Ya, itulah yang kulihat," ucap Cea.

"Tapi sesaat sebelum kau muncul, mengapa aku sempat melihat dua titik cahaya hijau?" selidik Ami.

"Apa mereka mengikutiku? Bagaimana ini? Bukankah kita harus segera mencari bantuan?" tanya Cea panik.

"Bukan. Cahaya yang kulihat berasal dari matamu. Hijau dan menyala. Seperti sekarang."


Cea bungkam. Ia menunduk. Ami memberi isyarat pada kru lain untuk melangkah mundur.

"Siapa kau? Di mana Cea?"

Sosok di hadapan Ami hanya diam, lalu menyeringai lebar.

- TAMAT -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun