Mohon tunggu...
Nadzifahdurroh Khasanah
Nadzifahdurroh Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Nadzifahdurroh Khasanah [24107030031]

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Hangatnya Ramadhan : Mengisi Waktu Berbuka dengan Membuat Takjil

9 April 2025   14:43 Diperbarui: 9 April 2025   14:42 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumen Pribadi

Bulan Ramadhan selalu menjadi waktu yang dinanti-nantikan, bukan hanya oleh umat Islam yang menjalankan ibadah puasa, tetapi juga oleh siapa pun yang merindukan suasana kebersamaan dan semangat berbagi. Setiap sore menjelang berbuka, suasana menjadi lebih hidup. Mulai dari jalanan yang dipadati pedagang takjil, masjid yang ramai oleh jamaah, hingga dapur-dapur rumah yang dipenuhi aroma manis kolak dan gorengan.

Di tengah kebiasaan ngabuburit atau berburu takjil di luar, saya memilih menjalani sore Ramadhan dengan cara berbeda membuat sendiri takjil di rumah, lalu membawanya ke masjid untuk dibagikan kepada para jamaah. Kegiatan ini berawal dari keinginan sederhana untuk berbagi, dan ternyata memberi pengalaman yang jauh lebih bermakna. Setiap langkah dalam proses ini memasak, membungkus, hingga menyerahkan langsung ke masjid membawa rasa hangat yang sulit dijelaskan. Ini adalah cerita kecil tentang berbagi dari dapur menuju serambi masjid.

Kegiatan ini bermula dari niat sederhana yaitu ingin berbagi. Saya merasa bahwa berbagi tidak harus mewah atau wow. Dari dapur sendiri, saya mulai meracik takjil pertama di awal Ramadhan berupa nasi ayam goreng kremes dan teh manis. Awalnya hanya membuat untuk 30 bungkus, namun mendapat info kalau santi TPA di Masjid Al-Muhtadien ada sekitar 50 orang.

Proses memasak biasanya saya mulai sekitar pukul 14.00 WIB. Bahan-bahannya saya beli di pasar pagi hari atau minimarket terdekat. Pada kesempatan ini, saya dibantu oleh Ayah, Ibuk dan Kakak Prempuan saya. Kami menyiapkan takjil dengan penuh semangat. Setelah dibungkus rapi, sekitar pukul 17.15 WIB saya membawa takjil tersebut ke masjid untuk dibagikan kepada santri TPA Al-Muhtadien sebelum adzan Maghrib.

Foto : Dokumen Pribadi
Foto : Dokumen Pribadi

Salah satu yang paling berkesan adalah sambutan hangat dari pengurus remaja masjid. Mereka dengan sigap menerima dan membantu membagikan takjil ke santri TPA dan jamaah sholat magrib yang hadir.

"Alhamdulillah, santri TPA selalu antusias ketika menerima Takjil. Kadang ada juga jamaah jauh yang sengaja mampir karena perjalanan, jadi takjil yang tersedia bisa langsung dinikmati untuk berbuka," kata Fitriana (22), anggota remaja Masjid Al-Muhtadien.

Fitriana mengatakan bahwa pembagian takjil memang sudah menjadi tradisi Ramadhan di masjid ini, dengan warga sekitar Masjid dan Jamaah yang ikut berpartisipasi secara sukarela seperti ini membuat suasana Ramadhan semakin hangat dan penuh kebersamaan.

Kegiatan berbagi takjil ini tidak hanya menjadi rutinitas harian, tapi juga membuka ruang silaturahmi dan mempererat hubungan antara warga dan pengurus masjid. Bahkan beberapa Jmaah yang tidak sengaja singgah yang melihat kegiatan ini mulai ikut berdonasi secara spontan, baik dalam bentuk bahan makanan maupun uang.

"Ini contoh kegiatan kecil tapi dampaknya besar. Kami jadi terinspirasi untuk mengadakan program berbagi takjil setiap akhir pekan bersama remaja masjid," ujar Dewi (19), salah satu pengurus remaja masjid lainnya. Ia juga mengatakan bahwa ke depan mereka ingin mengajak lebih banyak anak muda di sekitar untuk ikut terlibat.

Selain menyiapkan takjil, saya juga ikut berbuka puasa bersama di masjid. Duduk di serambi, menyantap teh manis panas buatan sendiri bersama para santri, membuat momen buka puasa terasa lebih bermakna. Ada rasa haru tersendiri melihat senyum dari orang-orang yang menerima takjil tersebut, meskipun sederhana.

Kegiatan ini juga menjadi sarana refleksi diri. Di tengah kesibukan kuliah dan rutinitas harian, menyisihkan waktu untuk memasak dan berbagi takjil membuat saya merasa lebih terhubung secara emosional dengan bulan suci ini. Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tapi juga tentang keikhlasan memberi dan kehangatan kebersamaan.

Kini mengajarkan saya tentang manajemen waktu, kerjasama, dan rasa empati. Dari dapur rumah yang kecil, saya belajar bahwa berbagi bukan soal jumlah, tapi soal ketulusan.

Ramadhan bukan sekadar soal menahan lapar dan dahaga, tapi juga soal bagaimana kita mengisi waktu dengan hal-hal yang bermakna. Membuat dan membagikan takjil mungkin terlihat sederhana, tapi dari aktivitas ini saya belajar banyak hal di antaranya tentang keikhlasan, kepedulian, dan pentingnya berbagi dalam bentuk yang paling tulus.

Dari dapur rumah yang kecil, saya menyadari bahwa kita tidak perlu menjadi orang besar untuk memberi manfaat. Cukup dengan menyisihkan waktu, tenaga, dan niat baik, kita bisa menghadirkan senyum di wajah orang lain. Terlebih di bulan suci ini, setiap langkah menuju kebaikan terasa lebih hangat dan bernilai.

Melihat takjil yang saya buat dinikmati, mendengar ucapan terima kasih dari mereka, serta bisa berbuka puasa bersama dalam suasana penuh keakraban adalah pengalaman yang tak tergantikan. Ini bukan hanya tentang makanan, tapi tentang rasa kebersamaan yang terbangun dari hal-hal kecil.

Foto : Dokumen Pribadi
Foto : Dokumen Pribadi

Semoga semangat ini tidak berhenti saat Ramadhan berakhir. Karena berbagi, sejatinya, adalah gaya hidup yang bisa terus dilakukan kapan saja, di luar bulan suci sekalipun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun