Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Riuh Puisi di Antara Kemiskinan Imajinasi

1 Februari 2020   15:28 Diperbarui: 1 Februari 2020   15:31 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: harpersbazzar.co.id/29 Januari 2017)

Masih banyak kemiskinan imajinasi di sini. Sementara para hedonisnya ribut sendiri. Bergemuruh di dalam, meledak di luar. Mengunduhkan api. Menyisakan abu. Meniriskan debu, yang ditiup angin turut terhirup nafas, mengantar pada ketersedakan, yang ditimang sebagai kemabukan.

Ini tanah para pembenci. Yang memberi baju pada cacian dan makian untuk menjadi puisi. Lupa bahwa tak semua cacian dan makian penting. Yang membuat puisi menjadi sinting.

Ini tanah para penyinyir. Yang memberi mahkota pada pengumpat untuk bisa disebut penyair. Dengan pikiran limbung yang penuh obsesi berkarat mendamba namanya abadi terukir.

Pertarungan demi pertarungan antar idealisme merobohkan panggung. Sehingga pertunjukan untuk khalayak umum pun sering kali urung. Seni pun hanya menyisakan gaung bingung. Alih-alih mengajarkan pada yang luhung.

Masih banyak kemiskinan imajinasi di sini. Dan akan terus berjalan. Para jelatah yang tak mengerti apa itu seni apa itu budaya, dan apa itu kelinglungan. Selama para hedonisnya tetap saling menindih dan menjatuhkan.

Masih banyak kemiskinan imajinasi disini. Membusukkan kata-kata. Melumpuhkan bahasa. Membuat puisi menjadi basi.

(Bwi, 1 February 2020, NN)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun