Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tubuh Kita adalah Dokter Terbaik

27 Agustus 2021   18:04 Diperbarui: 27 Agustus 2021   18:15 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu memberitahu ayah, tentang keadaan Ani seharian tadi. Ayah bergegas, beranjak menuju kamar Ani. Ayah melihat, tubuh Ani semakin lemas.

"Kita ke dokter sekarang, ayah takut, Ani mengalami dehidrasi, " kata ayah bergegas mengambil kunci mobil.

Ibu menuntun Ani, menuju mobil. Sedang Adi, sudah diberitahu untuk menunggu di rumah. Ayah segera melajukan mobil menuju rumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit. Ani segera dibawa ke ruang IGD. Dokter dengan cepat memeriksa Ani. Ternyata benar, Ani kehilangan banyak ciran dalam tubuhnya. Dokter bertanya penyebab Ani, mengalami bab tanpa henti. Ibu pun bercerita, mulai dari Ani yang perutnya keram karena datang bulan.

"Air jahe memang bagus, untuk mengatasi nyeri haid. Namun alangkah baiknya, makan dahulu sebelum minum air jahe. Apalagi, berdasarkan cerita ibu, Ani kurang tidur, karena menahan sakit. Otomatis fisiknya memang ngedrop. Baiklah kita beri infus saja, agar tubuh Ani segera pulih. Untuk sementara, habiskan infusnya dulu, setelah habis baru boleh pulang. Saya akan berikan obat untuk mengatasi bab nya," kata dokter.

Setelah mendapatkan infus, serta diberi obat sakit perut, Ani mulai tertidur. Tubuh akan merespon, jika ada sesuatu yang salah terjadi pada tubuh kita. Jika sebelumnya, tubuh kita dalam kondisi sehat. Kemudian, tiba-tiba kita mengalami sakit perut, seperti yang dialami oleh Ani. Artinya ada sesuatu yang salah dikonsumsi dan masuk ke tubuh kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun