Gresik merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Timur, dikenal sebagai pusat industri dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, meski wilayah perkotaan di Gresik tumbuh pesat, wilayah pedesaannya masih menghadapi berbagai tantangan yang cukup serius. Ketidakmerataan pembangunan, kemiskinan, dan kurangnya akses terhadap berbagai layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang memadai, menjadi masalah besar yang terus dihadapi oleh banyak desa di Gresik. Dalam konteks ini, penerapan ekonomi syariah menawarkan solusi yang adil dan berkelanjutan, yang tidak hanya dapat mengatasi kesenjangan ekonomi, tetapi juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat desa.
Ketidakmerataan Pembangunan dan Kemiskinan di Gresik: Permasalahan yang Menghambat Pembangunan Desa
1. Keterbatasan Akses Infrastruktur yang Memadai
Salah satu tantangan cukup serius yang dihadapi oleh masyarakat desa di Gresik adalah keterbatasan akses terhadap infrastruktur dasar. Meskipun Gresik sebagai kawasan industri yang cukup berkembang pesat, masih lumayan banyak desa yang masih kesulitan dalam mendapatkan fasilitas dasar yang diperlukan untuk mendukung kehidupan sehari-hari mereka, misalnya:
a. Jalan yang Rusak: Banyak desa di Gresik, terutama yang terletak jauh dari pusat kota, masih memiliki infrastruktur jalan yang buruk atau bahkan tidak ada akses jalan sama sekali. Hal ini menghambat mobilitas warga dan distribusi barang, termasuk hasil pertanian dan nelayan yang menjadi sumber penghasilan mereka.
b. Fasilitas Kesehatan yang Minim: Masyarakat desa seringkali harus menempuh jarak yang lumayan jauh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, karena fasilitas kesehatan di desa umumnya terbatas. Kurangnya akses ke rumah sakit atau puskesmas yang lengkap dengan fasilitas modern menyebabkan banyak warga desa yang tidak mendapatkan perawatan yang tepat waktu.
2. Kualitas Pendidikan yang Tidak Merata
Pendidikan adalah kunci utama dalam mengatasi kemiskinan dan ketidakmerataan pembangunan. Namun, banyak desa di Gresik yang masih sangat terbatas aksesnya terhadap pendidikan. Hal tersebut tercermin dari beberapa hal:
a. Kualitas Sekolah yang Tidak Memadai: Sebagian besar sekolah di pedesaan Gresik memiliki kekurangan fasilitas yang memadai, seperti ruang kelas yang baik, buku pelajaran yang cukup, serta tenaga pengajar yang berkualitas. Hal ini membuat siswa di daerah pedesaan sering kali tertinggal dibandingkan dengan siswa di daerah perkotaan dalam hal kualitas pendidikan yang mereka terima.
b. Tingkat Putus Sekolah yang Tinggi: Banyak anak-anak di desa yang harus berhenti sekolah lebih awal karena kesulitan finansial, serta kurangnya dorongan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Akibatnya, mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit diputuskan.
c. Kesulitan Akses Pendidikan Tinggi: Selain itu, pendidikan tinggi masih sangat sulit dijangkau oleh masyarakat desa karena biaya yang mahal dan kurangnya fasilitas pendidikan yang mendukung di wilayah pedesaan.