Mohon tunggu...
Nadya Lekhikaa
Nadya Lekhikaa Mohon Tunggu... -

Cewek cerewet... menulis supaya sehari-hari tidak terlalu tampak cerewet

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Putri Mahkota Victoria dan Pangeran Pilihannya

21 Juni 2010   16:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:23 1618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Kerajaan Swedia baru saja merayakan pernikahan megah yang sangat istimewa akhir minggu lalu. Sayang sekali, terkena heboh piala dunia, acara pernikahan ini agak kurang ter-ekspos di negara-negara non-eropa. Karena saya sangat mengagumi pasangan ini, terutama sang putri mahkota, maka saya ingin berbagi sedikit tentang kisah mereka. Putri Victoria bisa dibilang adalah seorang putri yang sangat istimewa. Bukan hanya karena beliau adalah calon pewaris tahta, tapi juga karena beliau adalah calon pewaris tahta wanita pertama di Swedia dan karena beliau mempunyai kepribadian yang patut dikagumi. Sesaat setelah kelahiran Victoria, hukum pewarisan tahta yang sampai saat itu hanya untuk pria, sengaja disesuaikan untuk Victoria. Demikianlah Victoria tumbuh sebagai anak gadis yang luar biasa istimewa. Bisa dibayangkan, bahwa media massa sangat tertarik membuntuti segala aspek kehidupannya. Pada usia remaja, Victoria menderita Anorexia, penyakit psikologis gangguan makan, akibat beratnya tekanan dari berbagai pihak. Maklumlah, Victoria bukanlah putri raja yang bertubuh kurus rapuh dan berambut pirang seperti kebanyakan keturunan bangsawan Eropa. Victoria bisa dibilang bertubuh dempal (bukan gemuk loh), mempunyai senyum yang lebar dan tatapan mata yang sangat tajam, namun indah. Warna rambutnya coklat gelap, nyaris hitam. Untunglah Victoria muda tidak menyerah pada keadaan. Ia mengakui penyakitnya, memutuskan untuk pergi bersekolah ke Yale University di USA, menghindari tekanan media dan sambil mengikuti terapi untuk mengatasi penyakitnya. Victoria sukses mengatasi penyakitnya, kembali ke Swedia pada tahun 2001 dan mengikuti program fitness untuk menjaga kondisi kesehatannya. Di sanalah ia bertemu dengan Daniel Westling, pelatih fitness pribadinya. Dan... putri Victoria pun jatuh cinta pada pelatih pribadinya. Awalnya semua orang mengira bahwa ini skandal cinta biasa. Suatu saat media massa yang rajin mecari berita akan mengungkap kedok sang pria, dan semuanya akan berakhir naas. Tapi tidak dengan Victoria dan Daniel. Daniel adalah pria yang luar biasa bersih.. sih.. sih.. susah payah media masa mengutilnya bertahun-tahun, tidak ada satupun berita heboh yang berhasil diungkap. Sementara Daniel berkembang dari sekedar pelatih menjadi pemilik beberapa pusat fitness terkemuka. Walaupun demikian, perjalanan kisah cinta mereka tidaklah mudah. Raja Carl, ayah Victoria, awalnya sangat tidak setuju dengan pilihan putrinya. Bukan saja karena Daniel adalah rakyat jelata, tapi juga karena Daniel sering diolok-olok oleh media massa karena aksen bahasanya yang memang tidak bisa menyembunyikan asal mulanya dari sebuah desa terpencil di tengah hutan. Sudah orang biasa, ndeso pula.. mungkin begitu pikir raja Carl. 9 tahun lamanya Victoria dan Daniel berjuang bersama. Victoria berjuang agar Daniel diakui sebagai orang yang sederajat dengannya, dan Daniel berjuang untuk menjadi Pangeran yang layak untuk Victoria. Berbagai kursus ia ikuti, mulai dari bahasa, intonasi, tata krama, sejarah kerajaan dan sebagainya ia ikuti dengan tekun dan penuh semangat. Raja Carl akhirnya menyerah dan mengakui pilihan putrinya, apalagi setelah beliau melihat metamorforsa Daniel Westling. Dari seorang bujang kampung yang bekerja sebagai pelatih fitness, menjadi pengusaha sukses dengan penampilan, pengetahuan dan sikap tata krama yang tak kalah anggunnya dari seorang pangeran asli. Hari Sabtu lalu, 19 Juni 2010, mereka berdua akhirnya menikah resmi. Daniel Westling resmi menjadi Pangeran Daniel, mendampingi Victoria yang terlihat sangat bahagia karena akhirnya bisa menikahi pangeran pilihannya. Kalau saja anda melihat tayangan pernikahan mereka, anda bahkan bisa melihat rona bangga dan bahagia yang terpancar jujur dari wajah Raja Carl dan Ratu Sylvia. Mungkin mereka sangat bangga akan prestasi dan ketangguhan calon penerus mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun