Mohon tunggu...
Nadya Lekhikaa
Nadya Lekhikaa Mohon Tunggu... -

Cewek cerewet... menulis supaya sehari-hari tidak terlalu tampak cerewet

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Anakku Adalah Milikku?

16 Agustus 2010   15:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:59 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Baru-baru ini, saya berkesempatan menghadiri sebuah acara syukuran untuk bayi teman saya yang baru dibaptis di Eropa. Acara ini bisa dibandingkan dengan acara syukuran anak di Indonesia. Yang membuat saya termenung adalah, saat tante-nya si anak itu membacakan syair ini untuk orangtua bayi:

Your children are not your children. They are the sons and daughters of Life's longing for itself. They come through you but not from you, And though they are with you yet they belong not to you. You may give them your love but not your thoughts, For they have their own thoughts. You may house their bodies but not their souls, For their souls dwell in the house of tomorrow, which you cannot visit, not even in your dreams. You may strive to be like them, but seek not to make them like you. For life goes not backward nor tarries with yesterday. You are the bows from which your children as living arrows are sent forth. The archer sees the mark upon the path of the infinite, and He bends you with His might that His arrows may go swift and far. Let your bending in the archer's hand be for gladness; For even as He loves the arrow that flies, so He loves also the bow that is stable. ~Khalil Gibran~

Saya termenung, karena rasanya mengena sekali. Memang, saya pernah berpikir, ah, mereka juga manusia seperti saya, suatu saat mereka akan tumbuh dewasa seperti saya. Tapi terus terang, saya belum pernah berpikir sejauh itu, bahwa anak saya (jika suatu saat nanti saya punya), mempunyai jalan hidup-nya sendiri, mempunyai pemikirannya sendiri. Bahwa peran saya sebagai orang tua adalah seperti busur panah yang mengarahkan mereka, tapi jika saatnya tiba, mereka akan pergi lepas, terbang di jalan mereka sendiri... Jadi, anak tidak bisa dibandingkan dengan binatang peliharaan yang selalu setia mengikutiku atau boneka kesayangan yang bisa selalu kupeluk erat? Mungkin inilah maksud pepatah bahwa "anak adalah titipan Ilahi"? Mungkin begitulah yang dirasakan oleh ibuku saat "melepas"-ku pada hari pernikahanku?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun