Mohon tunggu...
Nadira wahyu
Nadira wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nama saya nadira,saya sekarang menuntut ilmu di universitas negeri surabaya prodi S1 pen.Tatarias semester 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerataan Pendidikan Serta Permasalahan Pendidikan yang Ada di Indonesia

29 Desember 2022   12:35 Diperbarui: 29 Desember 2022   12:39 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstract

Pendidikan merupakan proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan, meningkatkan budi pekerti, memantapkan watak dan memperkokoh semangat persatuan. Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari semua aktivitas manusia. Pengaruhnya pembangunan Pendidikan dalam agenda pembangunan nasional merupakan suatu prioritas sangat penting karena peran yang sangat signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai kehidupan seperti: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Maka dari itu pemerintah mempunyai kewajiban dalam Pendidikan untuk memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan Pendidikan juga meningkatkan kualitas dan fasilitas hidup bangsa Indonesia.

PENDAHULUAN 

Pendidikan merupakan proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan, meningkatkan budi pekerti, memantapkan watak dan memperkokoh semangat persatuan. (Saptono, 2017) Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari semua aktivitas manusia. Dalam situasi apa pun seseorang tidak dapat menolak dampak penerapan pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan dapat dibagi menjadi tiga bidang: pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal meliputi pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Pendidikan informal adalah jenis pendidikan atau pelatihan keluarga atau masyarakat yang berlangsung tanpa organisasi tertentu.

Pendidikan nonformal mencakup semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan secara terorganisir tetapi berada di luar kerangka pendidikan formal. Kali ini saya akan membahas masalah yang berkaitan dengan pendidikan formal. Pada dasarnya setiap aktivitas yang dilakukan orang memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif memang menjadi harapan yang diidamkan setiap manusia. Dampak negatif adalah yang dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan manusia. Dalam dunia pendidikan, praktik pendidikan yang buruk berdampak negatif. Hal ini menghambat kelancaran proses belajar mengajar. Dan peristiwa ini sering terjadi di dunia pendidikan formal. Setiap tahun, masalah pendidikan di Indonesia datang silih berganti. Masalah muncul di tingkat input juga, dari proses ke output. Ketiga level ini sebenarnya saling terkait. Masuk berdampak pada keberlangsungan proses pembelajaran.


Proses pembelajaran juga mempengaruhi hasil keluaran. Kemudian masuk ke Output dan masukan ke tingkat perguruan tinggi atau dunia kerja, di mana teori mulai dipraktikkan. (Meganti, 2012) Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah pendidikan Indonesia adalah segala macam masalah yang dihadapi oleh program pendidikan Indonesia. Isu kompleks dalam dunia pendidikan antara lain: Kewajaran, Kualitas dan Relevansi, Efisiensi dan Efektivitas. Faktor penyebab masalah antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, laju pertumbuhan penduduk, ketidakmampuan guru menjawab tantangan yang dihadapi, dan kurangnya konsentrasi. Mengatasi masalah adalah proses belajar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Permasalahan pendidikan merupakan suatu penghambat keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Pada bab ini akan dibahas tentang beberapa masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia. Adapun permasalahan tersebut: Pemerataan Pendidikan,  Mutu dan Relevansi Pendidikan, Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan.

Penjelasannya sebagai berikut:

Pemerataan Pendidikan

Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Di halaman ini, Anda bisa melihat sekilas bahwa belum semua orang Indonesia merasakan manisnya pendidikan selama ini. Kalau dipikir-pikir, masalah pemerataan pendidikan paling tidak disebabkan oleh (1) perbedaan tingkat sosial ekonomi masyarakat. (2) perbedaan lembaga pendidikan; (3) Distribusi sekolah tidak merata. (4) Nilai Awal SMA (5) Pencahayaan. (Idrus, 2016).

Masalah utama Indonesia adalah tingkat ekonominya. Semakin rendah tingkat ekonomi kota, semakin sedikit peluang harus dididik oleh guru yang berkualitas. Selain lembaga pendidikan, uang juga dapat diukur. Semakin mahal sekolah, semakin mencukupi fasilitas yang ada menduga bahwa tidak mengeluarkan uang sepeser pun karena iklan "pendidikan gratis". (Mujahidun, 2017) Anggapan ini salah. Karena pendidikan benar-benar membutuhkan uang. Mulai dari 4.444 seragam, donasi pembangunan dan biaya lainnya. Hal ini disebabkan adanya kesenjangan pendidikan di Indonesia karena masyarakat yang tidak mampu mengenyam pendidikan atau tinggal di daerah tertinggal memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan. Masalah pemerataan pendidikan dapat diatasi dengan menyediakan fasilitas belajar dan fasilitas bagi semua lapisan masyarakat yang wajib mengenyam pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini.

2. Mutu dan Relevansi Pendidikan

Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar. Kinerja seorang guru merupakan hasil rangkaian proses dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kemampuan guru untuk mengembangkan model pembelajaran baru dan kreasi baru membedakan mereka dari guru lain. (Saptono, 2017). Oleh karena itu, guru harus mengutamakan kreativitas untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas dan secara positif mempengaruhi urutan pembelajaran

3. Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan

Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien tercapai bila penggunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan uang tepat sasaran, sehingga menghasilkan lulusan yang optimal dan produktivitas pendidikan meningkat. Saat ini penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih jauh dari efisien bahkan dengan segala sumber daya yang ada tidak mampu menghasilkan lulusan yang diharapkan. Pendidikan yang mereka terima tidak menjamin pekerjaan yang sepadan dengan tingkat pendidikan mereka. Pendidikan yang efektif adalah penyelenggaraan pendidikan di mana hasil yang dicapai konsisten dengan rencana/program yang diberikan. Penyelenggaraan pendidikan tidak efektif kecuali rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh dosen atau guru dilaksanakan sepenuhnya. Lulusan berkualitas tinggi tidak dapat dihasilkan tanpa pelatihan yang efektif. Sebaliknya, lulusan tak terduga dihasilkan. Situasi ini menyebabkan masalah lain seperti pengangguran. Selain itu, ada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap masalah pendidikan Indonesia.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Kesetaraan dalam pendidikan memerlukan pengawasan serius dari pemerintah. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan tinggi merupakan kebijakan penting untuk pemerataan pendidikan.

2. Pendidikan diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Pelaksanaan program ini dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dengan 4.444 kampanye Program Keluarga Berencana di 4.444 pelosok tanah air.

. Pelaksanaan program belajar mengajar dengan inovasi baru harus dilaksanakan. Hal ini dikarenakan metode dan sistem pengajaran yang lama sudah tidak tersedia lagi.

4. Peningkatan mutu pendidikan terjadi dimana keterampilan dan profesionalisme pendidik dapat ditingkatkan.

Usulan Masalah Pendidikan ini adalah sebagai berikut:

1. Lebih ditekankan pada kurikulum berbasis kompetensi, dan perubahan harus dilakukan agar lebih sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat pada saat itu.

2. Perlunya peningkatan kualitas pendidik untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode baru dalam penyampaian pembelajaran.

Saran

Pemerataan pendidikan di indonesia harus dilakukan secara merata, karena di Indonesia pendidikan masih tergolong memprihatinkan ,oleh sebab itu untuk tercapainya pemertaan pendidikan tersebut guru dan murid harus berkerja sama untuk mencapai kesuksesan bersama dan berkontribusi dalam bentuk perlakuan maupun tindakan yang bijaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Mujahidun. (2017). PEMERATAAN PENDIDIKAN ANAK BANGSA: PENDIDIKAN GRATIS VERSUS KAPITALISME PENDIDIKAN Mujahidun. Tarbiyatuna, 8(1), 1--8.

Saptono, A. (2016). Lingkungan Belajar , Sikap Terhadap Profesi Guru terhadap Intensi Menjadi              Guru (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta) Ari Saptono,             14(1).

Idrus, M. (2016). Mutu Pendidikan Dan Pemerataan Pendidikan Di Daerah. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 1(2). https://doi.org/10.12928/psikopedagogia.v1i2.4603

Megawanti, P. (2012). Permasalahan Pendidikan Dasar Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(3), 227--234. https://doi.org/10.30998/formatif.v2i3.105

Saptono, A. (2017). Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional              Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X Di Sma Negeri 89 Jakarta.        

Econosains Jurnal Online Ekonomi Dan Pendidikan, 14(1), 105-- 112. https://doi.org/10.21009/econosains.0141.08

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun