Plakaran (3/2) - Bahasa Inggris di era globalisasi merupakan bahasa yang wajib dikuasai oleh semua orang terutama generasi muda. Hampir semua rekrutmen dalam Pekerjaan mewajibkan calonnya untuk bisa menggunakan bahasa Inggris, baik pasif maupun aktif.
Sayangnya, bahasa Inggris masih belum diutamakan di Desa Plakaran, yaitu desa tempat pelaksanaan KKN oleh TIM 1 KKN UNDIP 2023. Seorang mahasiswa Bahasa Asing Terapan, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro yang bernama Nadira Febiela Rosyadi, melakukan penyuluhan slang dalam bahasa Inggris untuk penggunaan dalam chatting dan media sosial.
Slang adalah kata atau frasa informal yang terkenal di kalangan remaja dan biasa digunakan dalam bentuk tulisan dibandingkan lisan. Slang dalam bahasa Indonesia bisa disebut bahasa gaul atau serapan. Pada awalnya, slang berasal dari Inggris Utara dan biasa digunakan untuk merujuk suatu wilayah.
Seiring waktu, slang merujuk pada orang-orang yang akan mengiklankan dan menjual barang di lokasi tertentu. Akhirnya, slang digunakan untuk menggambarkan deskripsi penuh warna yang diucapkan oleh orang-orang yang berjualan tersebut.
Mayoritas penduduk Desa Plakaran adalah anak-anak dan remaja. Pelajaran bahasa Inggris sendiri baru diajarkan pada anak-anak kelas 4 SD. Berbeda dengan pendidikan daerah lain terutama perkotaan yang mengajarkan bahasa Inggris dari kelas 1 SD atau bahkan TK.
Sementara itu, materi ringan dirasa sebagai hal yang dibutuhkan dalam menumbuhkan minat belajar bahasa Inggris dan akan berguna dalam kehidupan sehari-sehari. Penyuluhan slang sendiri dikarenakan banyaknya anak-anak dan remaja yang aktif dalam menggunakan sosial media dan chatting.
Penyuluhan dilakukan pada 3 Februari dengan metode door to door. Mahasiswa melakukan metode interaktif guna menciptakan suasana yang tidak canggung. Total ada 3 rumah dan 1 bengkel didatangi dengan jumlah 9 partisipan. Para partisipan dengan semangat mendengarkan dan menerima materi.
Mahasiswa juga memaparkan materi, leaflet berisi pengertian, sejarah singkat, dan contoh-contoh slang yang telah dibuat dan dicetak. Setelah selesai, leaflet dibagikan ke para remaja yang berpartisipasi.
Selain dengan para remaja, mahasiswa juga memberikan materi ke anak-anak SD kelas 4-6 yang mengikuti bimbingan belajar bahasa Inggris di posko TIM 1 KKN UNDIP Desa Plakaran. Anak-anak SD yang berjumlah 5 orang ini sangat antusias mendengarkan dan bertanya.
Anak-anak yang mengikuti materi tetap memberanikan diri untuk aktif, walaupun pengetahuannya tentang bahasa Inggris masih sangat terbatas. Ada juga pemberian leaflet sebagai hadiah kepada anak-anak yang bisa menjawab pertanyaan setelah pemaparan materi selesai. Pada akhirnya, semua anak mendapatkan leaflet sebagai apresiasi dan harapan untuk tetap belajar bahasa Inggris ke depannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI