Mohon tunggu...
Nadia Ulyi
Nadia Ulyi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jambi

Mahasiswa Administrasi Pendidikan 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Pendidikan Multikuktural di Sekolah?

13 April 2021   22:14 Diperbarui: 13 April 2021   22:31 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan salah satu unsur pembentuk karakter dan pengembangan diri manusia. Pendidikan seakan tidak pernah berhenti memainkan peran penting dalam proses pembentukan manusia dari ketidaktahuan menjadi pemahaman. Mengingat pendidikan merupakan hak yang melekat pada diri manusia, maka perlu dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi peserta didik (anak). Pendidikan akan memungkinkan masyarakat itu sendiri untuk membuat kemajuan dalam politik, ekonomi, masyarakat dan budaya. Kemajuan yang diharapkan masyarakat adalah perdamaian, kerukunan dan terhindar dari segala bentuk konflik. 

Pendidikan multikultural merupakan upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian baik di dalam maupun di luar sekolah, yang memahami berbagai status sosial, ras, suku, dan agama untuk membangun kepribadian yang cerdas dalam menyikapi masalah keragaman budaya.

Bapak dan Ibu saya adalah orang batak asli maka secara otomatis saya memiliki darah batak asli. Karena bapak dan ibu saya sama-sama berdarah batak bukan berarti bahasa sehari-hari kami dirumah adalah bahasa batak. Selama kami berbicara atau pun berkomunikasi kami juga sering menggunakan bahasa indonesia dan bahasa Jambi. 

Pandangan masyarakat umum terhadap orang batak yang pertama orang batak itu sering kali saat berbicara suaranya besar dan sering dianggap bahwa setiap bersuara keras adalah orang yang pemarah dan galak padahal itu tidak benar. Yang kedua orang batak itu sangat keras dalam mendidik anak karena orang batak tidak suka jika anaknya nanti menjadi orang yang lamban, tidak disiplin, mandiri agar jika anaknya merantau sudah terbiasa dengan kerasnya kehidupan bahkan orang batak tidak akan sembarangan menuruti kemauan anaknya karena orang batak selalu mendahulukan kebutuhan bukan keinginan. 

Yang ketiga, orang batak identik dengan jiwa berani, tidak penakut dan tidak gengsian dalam menjalani kehidupan. Yang keempat, orang batak sangat menjunjng tinggi adat istiadatnya karena orang batak harus menjaga, melestarikan adat istiadat yang diwarisi leluhurnya.

Akan tetapi orang tua angkat bapak saya ketika merantau ke Bengkulu adalah orang jawa asli dan berbeda keyakinan deengan bapak saya. Namun, hal itu bukanlah penghalang untuk ayah saya untuk tidak menghormati dan menghargai orang tua angkatnya, karena pribadi bapak saya yang mudah bergaul, hormat, sopan, mandiri dan rajin, bapak saya sudah diangggap seperti anak kandungnya. Dan sampai sekarang keluarga kami masih berkomunikasi dengan kakek dan nenek angkat saya.

Sejauh ini saya sangat bersyukur karena selama saya hidup saya belum pernah mendapatkan perlakuan yang menyudutkan bahkan mengkucilkan saya dan keluarga saya. Saya berteman tidak hanya dengan orang yang satu suku ataupun satu agama dengan saya. 

Karena menurut saya perbedaan itu bukan masalah yang besar karena bagi saya perbedaan itu indah sama halnya dengan pelangi, seperti yang kita ketahui nahwa pelangi itu indah bukan karena hanya memiliki satu warna tapi pelangi itu indah karena memiliki banyak warna. Saya dan keluarga saya memandang bahwa perbedaan itu bukan untuk diperdebatkan tapi untuk dipersatukan agar tercipta kehidupan yang indah, rukun dan damai.

Jadi, dapat simpulkan bahwasannya saya sangat setuju kalau pendidikan multikultural ini sangat perlu diterapkan dengan baik disekolah karena seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, etnis, bahasa, budaya, gender bahkan agama. Sehingga Indonesia sebagai negara multi culture sangat rawan terjadi konflik karena banyaknya perbedaan tersebut. 

Oleh  karena itu, sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai multikultural sejak dini baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sebab nilai-nilai multikultural dan nilai-nilai demokrasi memuat nilai kemanusiaan, seperti keadilan, empati, kebersamaan dan mampu menerima perbedaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun