Mohon tunggu...
NADIA NUR AINI
NADIA NUR AINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I feel like the possibility of all those possibilities being possible is just another possibility that can possibly happen

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Munculnya Pemikiran 'Childfree' di Kalangan Anak Muda

9 Desember 2022   13:10 Diperbarui: 9 Desember 2022   13:10 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah childfree mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, khususnya dikalangan anak muda sekarang atau biasa disebut gen z. Childfree merupakan sebutan untuk keputusan seorang individu ataupun kelompok untuk tidak memiliki anak atau keturunan. Munculnya pemikiran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari individu itu sendiri maupun faktor sosial yang berkembang di masyarakat.

Mengapa isu childfree menjadi populer?

Tipisnya batas globalisasi membuat budaya-budaya dan doktrin yang berkembang di setiap negara bebas masuk dan menuntut masyarakat untuk open minded. Tak jarang budaya atau doktrin tersebut tidak selaras dengan budaya di Indonesia, salah satunya childfree. Istilah ini mulai populer ketika banyaknya kasus-kasus seperti penelantaran anak hingga tingginya angka hamil diluar nikah. Istilah ini ramai diperbincangkan seiring banyaknya pelaku childfree.   Pilihan hidup ini menuai pro dan kontra di masyarakat. Mereka yang kontra akan hal ini beranggapan bahwa childfree bertentangan dengan tujuan menikah, budaya di Indonesia, hingga ajaran agama. Ungkapan bahwa banyak anak banyak rezeki adalah suatu contoh alibi yang dilontarkan guna menentang pemikiran ini. Menurutnya, jika seseorang menolak kehadiran anak itu artinya sama saja dengan menolak rezeki yang Tuhan anughrahkan.                

 Munculnya suatu pemikiran untuk memutuskan hidup tanpa anak tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebagai contoh seseorang melakukan childfree karena trauma di masa lalu, dimana kemungkinan dia mendapat perlakuan yang tidak pantas dan dia takut jika anaknya kelak mendapat perlakuan yang sama. Satu alasan lain pelaku childfree adalah menganggap bahwa mengurus anak adalah suatu tanggung jawab yang besar. Mereka merasa tidak cukup finansial dan kesiapan mental untuk memiliki anak, yang nantinya berujung pada tidak memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua, penelantaran hingga penganiayaan. Selain itu ada faktor lain seperti faktor biologis seseorang, garis keturunan bahkan kondisi lingkungan.

Apapun alasannya, masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap childfree sebagai keputusan yang tidak berdasar dan egois. Pada dasarnya pilihan untuk tidak memiliki anak adalah suatu keputusan bersama pasangan suami istri. Disetiap keputusan pasti aka nada harga yang dibayarnya. Begitu juga childfree, resiko tidak memiliki keturunan nantinya tidak akan da yang merawatnya ketika tua. Namun yang pasti saat pengambilan keputusan sudah dipertimbangkan secara matang dan berorientasi karena hal tersebut merupakan keputusan yang diambil kedua belah pihak.

Pilihan untuk menikah tanpa memiliki anak adalah hak setiap individu yang harus dihormati. Memang hal tersebut bertentangan dengan budaya dan gaya hidup masyarakat Indonesia, namun ketika ada faktor-faktor munculnya pemikiran childfree, maka tidak diperlukan penghakiman dari orang lain.

Pastinya akan ada beberapa orang yang tetap tidak setuju dengan konsep childfree ini karena merasa mempunyai anak atau keturunan adalah suatu kewajiban. Namun, seorang yang menganut paham ini memprioritaskan untuk membahagiakan dirinya sendiri tanpa harus terikat dengan adanya anak. Setiap individu berhak memutuskan jalan hidup mereka masing-masing dengan paham konsekuensi yang akan diterimanya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun