Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila Kurnia
Nadhifa Salsabila Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Masih setia dengan Bandung, namun melalui tulisannya sering kali berjalan ke Korea Selatan dan berbagai belahan dunia lain

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik, pencinta literasi, penyuka fiksi, menulis dimana saja dan kapa saja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Realita Pelecehan Seksual di Transportasi Umum dan Tips Melindungi Diri!

7 Juni 2021   07:59 Diperbarui: 20 Juli 2022   08:22 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan korban kekerasan | Pexels/RODNAE Productions

"BTW kejadian nya di alami sama temen Mba kan.?? bukan sama mba nya ?? kenapa gak langsung Lapor Polisi aja Mbanya.? dan kalo lapor polisi si mba nya pun harus ada bukti. ."

Cuitan tersebut kini sudah dihapus dan menurut pihak humas PT KCI, admin twitter bersangkutan telah diputus aksesnya untuk bisa buka akun KCI. Selain itu juga diberikan sanksi.

Baca juga: "Catcalling", Tindakan yang Dianggap Wajar namun Nyatanya Harus Dibasmi

Realita mudahnya terjadi kasus pelecehan seksual di transportasi umum

Menurut pandangan aktivis kesehatan Andrea Gunawan, perempuan memang seharusnya lebih berhati-hati saat berada di angkutan atau transportasi umum. Karena, pada kenyataannya kejadian pelecehan seksual di transportasi dan di manapun serta kapanpun bisa terjadi.

Kondisi transportasi umum yang padat dan saling berdempetan, terutama di KRL memang sering kali terjadi dan tak bisa dihindarkan. Sementara meskipun sudah ada gerbong yang disediakan khusus untuk perempuan, namun jumlahnya masih lebih sedikit dari gerbong biasa. Padahal, jumlah perempuan saja di dunia nyatanya memang lebih banyak dari pria.

Sehingga, bagaimanapun pada akhirnya penumpang perempuan dan laki-laki tetap bisa berada dalam satu gerbong. Daripada menghabiskan waktu memikirkan mengapa selalu perempuan yang harus bersiap siaga, sementara pelakunya yang pria tidak diperingati, lebih baik memikirkan saja bagaimana cara menjaga diri untuk menghindari kejadian pelecehan seksual di transportasi umum.

Baca juga: Kasus Dinda Shafay, Kopi Kenangan, dan Sedikitnya Ruang Aman bagi Perempuan

Berikut beberapa tips melindungi diri dari pelecehan seksual di transportasi umum yang bisa dilakukan:

  • Jangan melamun, tidak terlalu larut dalam bermain ponsel atau mendengarkan musik dengan volume keras. Sehingga, selalu bisa siap siaga dalam membaca situasi.
  • Ketika berada di gerbong campur, usahakan jangan sampai tertidur.
  • Waspadai jika ada penumpang yang gerak-geriknya tampak mencurigakan. Seperti mengarahkan ponsel seakan hendak memotret sesuatu.
  • Ketika gerbong dalam keadaan padat penumpang, berjaga diri dengan menyilangkan tangan ke dada.
  • Jika bisa, pilihlah gerbong yang dijaga oleh petugas.
  • Siapkan barang bawaan yang bisa digunakan untuk melawan, seperti payung, peluit, parfum, buku berukuran tebal, hingga minyak gosok. Apapun yang sekiranya bisa untuk melawan.

Tidak hanya perempuan yang harus diminta berhati-hati. Menurut pengamatan aktivis dan konsultan gender dan HAM Tunggal Pawestri, sudah semestinya petugas penegak hukum juga menyediakan tindakan lebih tegas bagi pelaku pelecehan seksual ini.

Jadi perempuan yang sudah berusaha menjaga diri ini sekarang juga harus bisa melawan aksi ini, di antaranya:

  • Berani melaporkan kasus pelecehan seksual ini ke penyedia layanan jasa transportasi. Agar lebih terpercaya, berikan laporan rinci yang meliputi detail waktu, gerbong, juga lokasi terjadinya insiden.
  • Beranikan melapor dengan lanjut ke ranah hukum.
  • Jika melihat aksi pelecehan, perempuan juga harus bisa mendampingi perempuan lain yang menjadi korban pelecehan seksual di transportasi ini. Perlu diketahui, sebab kejadian pelecehan seksual bisa berpengaruh pada alami trauma, stress, hingga depresi.
  • Semoga saja tak hanya perempuan yang harus selalu diperingati berjaga diri dari tindak pelecehan seksual di transportasi, namun fasilitas keamanan yang diberikan pada perempuan juga turut diperhatikan keberadaanya bagi layanan jasa terkait. Bersamaan dengan hukum yang semakin adil menangani kasus seperti ini.

Baca juga: Objek Itu Bernama Perempuan; dari Humor Seksis hingga Normalisasi Pelecehan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun