Di era modern yang penuh tantangan, krisis moral dan lemahnya karakter generasi muda menjadi perhatian serius. Banyak anak muda yang unggul secara akademik, namun kurang memiliki pondasi spiritual dan nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan berbasis Al-Qur’an menjadi salah satu solusi penting untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam akhlak dan jiwa kepemimpinan.
Namun, masih banyak lembaga pendidikan yang belum mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan keterampilan hidup dan semangat kemandirian. Inilah yang mendorong penulis meneliti Pesantren Tahfizh Al-Qur’an (PTQ) Imam Syafi’i Bogor, karena pesantren ini menawarkan pendekatan berbeda. Tidak hanya menanamkan nilai-nilai Qurani, tetapi juga aktif mengembangkan unit usaha untuk menunjang kemandirian ekonomi pesantren sekaligus memenuhi kebutuhan para santri.
Profil Singkat Pesantren
PTQ Imam Syafi’i berada di Desa Cikarawang, Dramaga, Kabupaten Bogor, dan berdiri sejak tahun 2018 di bawah naungan Yayasan Islam Al Huda. Mulai beroperasi penuh pada tahun 2019, pesantren ini menempati lingkungan asri yang jauh dari hiruk-pikuk kota—menjadi tempat ideal untuk pendidikan ruhani dan akademik.
Pesantren ini khusus putra dan membuka jenjang SMP dan SMA dengan sistem boarding school. Terdapat dua program unggulan: tahfizh Al-Qur’an dan pembelajaran Bahasa Arab, yang dipadukan dengan kurikulum nasional. Dengan pendekatan ini, para santri tak hanya menghafal Qur’an, tetapi juga mempelajari ilmu umum dan meraih prestasi hingga tingkat nasional.
Salah satu keunikan PTQ Imam Syafi’i adalah pengembangan unit-unit usaha internal sebagai bagian dari pendidikan karakter dan keterampilan santri. Tujuannya tidak semata-mata untuk profit, tetapi sebagai media pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan harian santri.
Beberapa unit usaha yang berjalan di antaranya:
Toko kebutuhan santri, menyediakan perlengkapan harian seperti alat mandi, makanan ringan, hingga perlengkapan sekolah.
Kantin dan dapur umum, dikelola untuk mencukupi konsumsi harian santri, dengan bantuan tenaga dari warga sekitar.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!