Mohon tunggu...
Nades Medan (Pong Olin)
Nades Medan (Pong Olin) Mohon Tunggu... Guru - Melihat dunia dengan genggaman teknologi

Belajar berbagi dengan sesama tanpa memandang latar belakang. Pernah menjadi wartawan harian lokal, tapi karena tidak bisa seide dengan pemred yang otoriter, aku keluar dan kembali menekuni profesi sebagai pendidik, kembali mengabdikan ilmu pengetahuan sesuai latar belakang pendidikan profesi yang aku dapat selama delapan semester di bangku kuliah. Aku ayah dua orang putri dan suami dari seorang perempuan berdarah Manado dan Toraja, Jean seorang perempuan tangguh yang 50% Toraja dan 50% Manado

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta dalam Selembar Sarung

8 November 2010   01:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:47 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12891790951005458621

Kepedulian berbagai kalangan diluar birokrasi pemerintah terhadap ribuan rakyat di tenda-tenda / tempat pengungsian akibat bencana alam terus mengalir, seolah ingin mengimbangi aliran lumpur lava dari semburan gunung Merapi. Bantuan dalam bentuk dana masuk melalui rekening-rekening yang terpublikasi di media massa. Bantuan kebutuhan pokok dan perlengkapan lainnya datang dari berbagai kalangan masyarakat di seluruh penjuru tanah air, makanan, pakaian dan obat-obatan disumbangan dengan sukarela oleh masyarakat sebagai tanda kepedulian kepada sesama warga masyarakat yang berdesakan di tempat-tempat pengungsian.

Melalui tayangan salah satu siaran televisi swasta nasional, saya menyaksikan para pengrajin dan pengusaha sarung di Tegal Jawa Tengah yang dengan sukarela mengumpulkan menyumbangkan ribuan sarung untuk dikirimkan ke tempat-tempat pengungsi para korban Merapi.

Mengetahui bahwa sesama warga bangsa yang ada di pengungsian sangat membutuhkan penghagat di waktu malam serta perlengkapan shalat untuk yang muslim, maka dengan tulus hati para pengrajin dan pengusaha sarung di Tegal mengumpulkan sarung untuk dikirimkan sebagai tanda empati mereka kepada sesama yang dirundung derita akibat amuk Merapi. Kepedulian rakyat kecil terhadap sesama. Cinta dibagi dalam selembar sarung.

Aksi spontanitas yang ditunjukkan berbagai kalangan masyarakat dari berbagai penjuru tanah air tercinta adalah bukti cinta kemanusiaan bagi sesama sekaligus menjadi teguran / tamparan bagi para anggota DPR yang hanya duduk-duduk manis sambil tidur-tiduran di kursi empuk gedung mewah.

Aliran bantuan kasih dari rakyat untuk sesama rakyat juga menjadi tamparan rakyat kepada para pejabat pemerintah yang tidak serius dalam menangani para pengungsi. Tamparan bagi para konglomerat yang lihai mengeruk kekayaan alam diatas derita rakyat.

Bantuan kasih untuk menolong dan meringankan derita sesama rakyat menjadi tampran bagi pejabat pemerintah dan anggota DPR, tetapi menjadi panggilan nurani untuk mengajak rakyat agar dengan tulus membagi cinta kasih bagi sesama. Cinta kasih dan ketulusan menolong. Cinta kasih dan ketulusan memaknai kebersamaan dan kemanusiaan.

Semoga sarung, pakaian jadi lainnya, makanan, perlengkapan wanita, makanan bayi, dana terus mengalir agar sesama di pengungsian dapat diringankan dan suatu kali kelak dapat kembali ke ketenangan hidup.

Salam damai dalam ketulusan cinta kasih bagi kamu sesamaku.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun