Mohon tunggu...
Nadatul Marwah
Nadatul Marwah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswi

Mahasiswi UIN SUSKA RIAU

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerminan Sosok Pemimpin yang Diidamkan Masyarakat

9 November 2019   10:59 Diperbarui: 9 November 2019   11:04 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dewasa ini antusiasme masyarakat terhadap politik makin meningkat, baik dari golongan tua maupun golongan muda. Pesatnya kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan masyarakat semakin mudah mengakses berbagai informasi, termasuk informasi yang berkaitan dengan politik.

Pesta demokrasi Indonesia baru saja usai, masyarakat bersemangat dalam memberikan hak suara kepada calon pemimpin yang dikehendakinya. Harapan masyarakat kepada pemimpin pastinya sangat besar agar mereka amanah dan adil dalam memimpin negeri kita. Namun belakangan ini tidak sedikit masyarakat yang menaruh kebencian dan ketidakpercayaan terhadap pemimpin.

Terciptanya karakter calon pemimpin yang manis janji-janjinya saja menyebabkan masyarakat enggan percaya. Tidak sedikit pula pemimpin yang menjadikan kekuasaan sebagai sumber untuk memperkuat dan memperkaya diri. Hal ini menyebabkan munculnya keinginan masyarakat untuk memiliki sosok pemimpin idaman yang berakhlak baik serta mampu menjalankan pemerintahan dengan sebaik-baiknya. 

Berbicara tentang sosok pemimpin idaman masyarakat maka terlintaslah dipikiran kita bahwa kepemimpinan Rasulullah saw dapat dijadikan pedoman bagi kita. Rasulullah saw merupakan sosok pemimpin teladan dalam memimpin keluarga dan umatnnya. Bahkan ia juga mampu memimpin negeri Madinah yang pada saat itu mempunyai kepercayaan berbeda-beda.

Dari beberapa pendapat ahli pernah menyatakan bahwa Rasulullah saw merupakan pemimpin yang paling berpengaruh di dunia. Gustav Lebon, cendikiawann Perancis, dalam bukunya Peradaban Islam dan Arab menyatakan bahwa "jika kita ingin mengukur kehebatan tokoh-tokoh besar dengan karya-karya dan hasil kerjanya, maka harus kita katakan bahwa diantara seluruh tokoh sejarah, Nabi Islam adalah manusia yang sangat agung dan ternama."

Melalui momen Maulid Nabi Muhammad saw yang jatuh pada tanggal 9 November 2019 marilah kita mengingat sosok beliau yang dikenal sebagai suri tauladan bagi kita semua yang mencakup segala aspek kehidupan, tak terkecuali aspek kepemimpinan. Ada beberapa sifat yang dimiliki Nabi Muhammad saw yang dapat dijadikan pedoman untuk menjadi pemimpin idaman masyarakat.

Siddiq (jujur)
"Dari Abdullah ibn Mas'ud, dari Rasulullah saw. bersabda: "sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sifat jujur merupakan kunci utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Jujurnya seorang pemimpin dapat dilihat berdasarkan tindakannya yang bersih dari korupsi.

Amanah (dapat dipercaya)
Jabatan merupakan amanah yang diberikan oleh masyarakat kepada pemimpin. Hal ini berarti bahwa pemimpin yang dipilih tersebut diharapkan mampu melaksanakan tugasnya. Namun belakangan ini banyak masyarakat kecewa akibat janji-janji manis pemimpin saat kampanye yang tidak terealisasikan. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin menurun seiring dengan berjalannya janji-janji palsu pemimpin.

Tablig (menyampaikan)
Sifat pemimpin harusnya berani dalam menyampaikan kebenaran dan mengungkapkan kebathilan. Apabila dalam menjalankan tugasnya ia mendapatkan suatu kemungkaran maka perlulah baginya untuk melawan kemungkaran tersebut.

Fathonah (cerdas)
Kecerdasan sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dalam membuat keputusan dan kebijakan harus berdasarkan pada beberapa pertimbangan yang dipikirkan secara matang.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang dianggap mudah, karena tanggung jawab yang diembannya sangat besar. Misalnya pemimpin negara/daerah mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya, sama halnya seperti pemimpin organisasi/perusahaan yang mempunyai tanggung jawab dalam mensejahterakan pegawainya. Oleh karena itu, jika ingin menjadi seorang pemimpin maka perlulah kiranya untuk memperbaiki akhlak dan perilaku terlebih dahulu dengan mencontoh sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah saw.

Dalam demokrasi di Indonesia, masyarakat mempunyai arti yang sangat penting untuk memilih seorang pemimpin sehingga dibutuhkan pula masyarakat yang kritis dan bijak dalam menggunakan hak pilihnya untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan harapannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun