Mohon tunggu...
Nada Nadhifah
Nada Nadhifah Mohon Tunggu... Freelance Content Writer

Jangan diliat aja, ayo saling follow dan saling membantu!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Melihat Ulang Proses Rekrutmen: Apakah HRD dan User Sudah Satu Visi?

5 Juli 2025   13:22 Diperbarui: 5 Juli 2025   13:22 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kandidat dan hrd  | Sumber: Pexels/ Sora Shimazaki 


Pernah nggak, seorang kandidat sudah lolos screening HR, tapi pas wawancara user malah langsung ditolak mentah-mentah? Atau sebaliknya, user suka banget sama kandidat, tapi HR menilai belum cocok secara budaya perusahaan? Nah, kasus seperti ini sering banget terjadi dan jadi pertanda bahwa HR dan user *belum satu visi* dalam proses rekrutmen.

Padahal, rekrutmen itu idealnya seperti kerja tim. HRD sebagai "penjaga gerbang" dan user sebagai "pemilik kebutuhan" harus jalan bareng, bukan saling bertolak belakang. Kalau nggak sejalan, yang rugi bukan cuma kandidat tapi juga perusahaan sendiri karena buang waktu, energi, dan peluang.

Kenapa bisa nggak satu visi?

1. Kurangnya komunikasi awal
   Kadang, user nggak memberikan gambaran yang cukup detail tentang posisi yang dibutuhkan. Akibatnya, HR menafsirkan sendiri dan memilih kandidat yang "kayaknya cocok", tapi ternyata jauh dari ekspektasi user.

2. Perbedaan perspektif penilaian
   HR fokus ke soft skills, budaya kerja, dan potensi jangka panjang. Sementara user lebih concern ke skill teknis dan performa instan. Kalau nggak ada titik temu, proses seleksi jadi tarik-ulur yang nggak produktif.

3. Ekspektasi yang nggak realistis
   User kadang maunya kandidat "super" dengan pengalaman segudang, gaji rendah, dan bisa langsung kerja tanpa training. HR, yang lebih paham kondisi pasar tenaga kerja, jadi harus menjembatani ekspektasi ini.

Solusinya gimana dong?
- Mulai dari briefing yang jelas di awal. HR dan user harus duduk bareng, ngobrolin kebutuhan, prioritas, dan kriteria yang realistis.
- Gunakan tools dan sistem penilaian yang disepakati bersama, biar objektif dan transparan.
- Dan yang paling penting: bangun komunikasi dua arah yang terbuka dan kolaboratif.

Rekrutmen bukan cuma soal cari orang yang tepat, tapi juga soal kerja sama antar internal. Kalau HR dan user bisa satu suara, proses seleksi bakal lebih efisien, minim drama, dan hasilnya pun lebih optimal. So, yuk sama-sama evaluasi dan pastikan: apakah proses rekrutmen di tempat kamu sudah satu visi?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun