Lebih jauh, keterlibatan masyarakat dalam bentuk kerja sama dengan nelayan dan pengusaha ikan, serta kegiatan kunjungan lapangan ke pelabuhan, menunjukkan bahwa partisipasi sosial telah berjalan secara alami dalam mendukung proses pendidikan. Hal ini mengafirmasi pentingnya pendidikan berbasis komunitas, seperti yang dijelaskan oleh Fitri (2023), bahwa tingkat partisipasi masyarakat merupakan indikator utama keberhasilan lembaga pendidikan di daerah terpencil dan marjinal seperti wilayah pesisir. Keterlibatan ini sekaligus memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab kolektif terhadap keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka.
Namun, tantangan utama dari wacana ini adalah belum adanya legalitas formal dan struktur kelembagaan yang mengatur sekolah rakyat secara definitif. Gedung permanen khusus sekolah rakyat belum tersedia, dan kurikulum yang digunakan masih mengikuti standar nasional. Meskipun demikian, guru dan masyarakat membuka peluang untuk mengembangkan kurikulum lokal yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya maritim, praktik kehidupan sehari-hari, serta kearifan lokal. Marjuk dan Eti (2023) menyatakan bahwa pendekatan kurikulum berbasis budaya lokal mampu meningkatkan partisipasi siswa karena materi ajar menjadi lebih bermakna dan aplikatif terhadap lingkungan hidup mereka.
Temuan ini juga menekankan bahwa keterbatasan fisik bukanlah hambatan utama dalam pendidikan, selama ada dukungan sosial dan inovasi dari masyarakat. Hal ini selaras dengan pemikiran Vygotsky (1978) bahwa interaksi sosial dan konteks budaya sangat menentukan efektivitas proses belajar. Sekolah rakyat di Brondong, meskipun masih dalam tahap wacana, telah menunjukkan bahwa sinergi antara fasilitas yang tersedia, partisipasi masyarakat, dan pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar dapat membentuk model pendidikan alternatif yang relevan dan berkelanjutan bagi masyarakat pesisir.
Dengan demikian, hasil dan pembahasan penelitian ini menegaskan bahwa wacana pendirian sekolah rakyat di Brondong memiliki landasan yang kuat untuk diwujudkan. Sekolah ini bukan sekadar bangunan atau lembaga baru, tetapi merupakan bentuk artikulasi kebutuhan masyarakat pesisir terhadap pendidikan yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga mentransformasikan kehidupan mereka melalui pendekatan yang partisipatif, kontekstual, dan berbasis kearifan lokal. Maka, meskipun belum terwujud secara formal, sekolah rakyat di Brondong telah menjadi cerminan nyata dari pendidikan yang berpihak pada masyarakat marjinal dan menjunjung tinggi potensi lokal sebagai kekuatan utama dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru tentang wacana sekolah rakyat dipesisir brondong ditemukan bahwa fasilitas pendidikan yang dimiliki lembaga pada saat ini bersifat minimal dan fungsional dan keterbatasan dalam hal infrastruktur tidak serta merta menjadi sebuah hambatan proses pendidikan. Fasilitas yang tidak standar namun sangat adaptif.
1. Â Â Â Â Secara fisik wacana sekolah rakyat masih belum memiliki gedung sekolah yang permanen karena masih dalam wacana dan masih belum memiliki sasaran untuk siswa belajarnya belum ada.
2. Â Â Â Â Pemanfaatan alam akan di gunakan sebagai sarana edukasi pantai dan laut di sekitar situ akan dijadikan sebagai fasilitas pembelajaran terbuka proses pembelajaran anak-anak akan belajar tentang teknika kapal, penangkapan ikan dan kemaritiman.Â
Kesimpulan (Conclusion)
Kesimpulan dari jurnal ini adalah wacana pendirian sekolah rakyat di brondong lamongan, khususnya di sekolah maritim disambut positif oleh masyarakat pesisir nelayan.
Meskipun sekolah rakyat di wilayah pesisir seperti Brondong belum memiliki fasilitas formal dan infrastruktur permanen, keberadaannya mencerminkan kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang partisipatif, kontekstual, dan berbasis kearifan lokal. Keterlibatan masyarakat, dukungan sosial, serta pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media belajar menjadi faktor utama dalam mendukung proses pendidikan alternatif yang relevan dan berkelanjutan. Pendekatan kurikulum yang berbasis budaya lokal dan inovasi masyarakat menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan partisipasi dan keberhasilan pendidikan di daerah terpencil dan marjinal. Secara formal, konsep ini belum sepenuhnya terwujud, namun landasan kuat sebagai bentuk pendidikan yang berpihak pada masyarakat pesisir dan potensi lokalnya tetap ada. Studi ini menegaskan bahwa "Sekolah Rakyat" memiliki peran penting sebagai model pendidikan yang mampu menjawab kebutuhan komunitas pesisir, mendukung pelestarian budaya, dan mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah yang marjinal.
Referensi (References)