Mahasiswi KKN UNDIP Sulap Masker Wajah Jadi Sabun Antiseptik

Semarang (25/7) - Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 2 Universitas Diponegoro mengangkat tema "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid 19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)". Salah satu mahasiswi KKN UNDIP di RT05/RW01 Kelurahan Ngemplak simongan, Kecamatan Semarang Barat melakukan program yaitu gerakan cuci tangan pakai sabun. 

Dalam program tersebut, mahasiswi melakukan sosialisasi pembuatan sabun antiseptik spirulina kepada beberapa remaja pada tanggal 21 Juli 2020 dan melakukan edukasi langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) kepada anak-anak pada tanggal 25 Juli 2020. Pelaksanaan program tersebut tentunya mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah seperti menggunakan masker dan jaga jarak. 

Selama masa pandemi Covid-19, masyarakat dianjurkan untuk mengikuti protokol kesehatan salah satunya yaitu sering mencuci tangan untuk mencegah rantai penyebaran Covid-19. Cuci tangan merupakan salah satu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi. 

Tangan merupakan media yang sangat ampuh untuk berpindahnya kuman. Penggunaan sabun antiseptik diketahui dapat membunuh kuman yang menempel ditangan. Oleh karena itu, kebiasaan cuci tangan dengan menggunakan sabun perlu dilakukan guna mencegah penyebaran virus/bakteri penyebab penyakit. 

Spirulina sudah dikenal masyarakat sebagai masker wajah dan suplemen makanan yang memiliki banyak manfaat. Spirulina merupakan jenis mikroalga yang berpotensi sebagai sumber senyawa antibakteri, sehingga cocok digunakan untuk bahan pembuatan sabun antiseptik. Proses pembuatan sabun antiseptik spirulina ini mudah dan dapat disesuaikan bentuk maupun aromanya sesuai dengan keinginan. 

Sabun spirulina yang dibuat berupa sabun padat dan sabun cair. Jika masker wajah spirulina dikenal dengan baunya yang kurang sedap, sabun antiseptik spirulina yang dibuat ini memiliki aroma vanilla dengan adanya tambahan fragrance oil. 

Sabun antiseptik spirulina/dokpri

Saat pelaksanaan program, masyarakat terlihat antusias mendengarkan penjelasan mahasiswi sekaligus mempraktekkan ketika pembuatan sabun spirulina maupun cuci tangan. Pelaksanaan program juga didukung dengan pembuatan poster dan beberapa anak sudah ada yang mengetahui tentang langkah cuci tangan pakai sabun. 

Diharapkan dengan adanya sosialisasi pembuatan sabun antiseptik spirulina, dapat dijadikan sebagai alternatif untuk penunjang ekonomi masyarakat dan dapat dijadikan sebagai pengisi waktu luang dirumah saja. Selain itu dengan adanya edukasi gerakan cuci tangan pakai sabun, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama anak-anak dan remaja agar selalu menjaga kebersihan diri serta menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.