Mohon tunggu...
MUHAMMAD RIZKY NABILLA RAHFAL
MUHAMMAD RIZKY NABILLA RAHFAL Mohon Tunggu... Mahasiswa - TARUNA MUDA POLTEKIP ANGKATAN 55

MEMBACA ADALAH JEMBATAN ILMU

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Revolusi Industri 4.0 Bidang Pendidikan dan Ekonomi di Indonesia hingga Pasca Pandemi Covid-19

28 April 2021   16:57 Diperbarui: 28 April 2021   17:12 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

  • Revolusi Industri Pada Masa Pandemi dan Pasca Pandemi Covid-19 di Indonesia Bidang Pendidikan dan Ekonomi Kewirausahaan

Revolusi industri 4.0 (The Fourth Industrial Revolution) merupakan era baru yang akan kita lewati, pada dasarnya globalisasi akan memasuki era tersebut Shwab (dalam Prasetyo & Trisyanti) dan menyatakan bahwa revolusi industri melalui empat tahap, yaitu: 1) revolusi industri 1.0 yang terjadi pada abad ke-18; 2) revolusi industri 2.0 yang terjadi pada abad 19-20; 3) revolusi industri 3.0 yang terjadi sekitar tahun 1970an; dan 4) revolusi industri 4.0 yang terjadi mulai tahun 2010an hingga saat ini. Secara tidak langsung revolusi industri 4.0 mengakibatkan pola berpikir yang ada pada masyarakat dalam upaya berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Teknologi bukanlah satu-satunya bidang yang akan terdisrupsi pada era ini, tetapi ekonomi, pendidikan, sosial politik, dan bidang lainnya juga ikut serta di dalamnya.

Wolter memberi penjabaran singkat tentang tantangan yang dihadapi industri 4.0 (Sung dalam Yahya, 2018), yaitu: 1) masalah keamanan dalam teknologi informasi; 2) keandalan dan stabilitas dari mesin produksi yang kian meningkat; 3) keterampilan yang kurang memadai; 4) para pemangku kepentingan yang enggan dalam melakukan perubahan; dan 5) bertambahnya angka pengangguran karena hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otamatisasi.

Revolusi industri kian meningkat dengan berbagai peristiwa yang mendorong berbagai aktivitas yang ada. Saya ambil contoh pada kasus pandemi Covid-19 yang melanda saat ini yang pada akhirnya mendorong berbagai teknologi untuk terus dikembangkan dalam upaya membantu kegiatan aktivitas masyarakat yang terkendala karena pandemi. Masyarakat akan terus berinovasi dalam mengembangkan kemajuan dalam semua bidang, teknologi semakin marak digunakan dalam semua bidang aktivitas yang ada.

  • Bidang Pendidikan

Pada bidang pendidikan, penerapan teknologi saat masa pandemi berlangsung memiliki peranan penting dalam menunjang kegiatan proses belajar-mengajar. Menurut (Adisel & Prananosa, 2020) ICT (Information and Communication Technology) membedakan pembelajaran dengan menjadi dua peran, yaitu: 1) sebagai media penyaji pembelajan seperti halnya slide power point dan berbagai animasi; dan 2) sebagai media pembelajaran mandiri masing-masing peserta didik atau e-learning. Dengan demikian belajar tidak dibatasi dengan oleh ruang dan waktu yang membuat peserta didik mampu memuat berbagai materi belajar dari berbagai sumber. Penerapan ICT dalam bidang pendidikan ini mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan teknologi pembelajaran. ICT dapat memperbarui perbaikan metode belajar pada para pelajar sehingga mendapat sistem pembelajaran yang lebih baik ke depannya.

Dalam proses pembelajaran di masa pandemi dengan aplikasi penunjang seperti zoom, google classroom, dsb. dinilai positif di era pandemi saat ini. Metode belajar dari rumah (study from home), yaitu Pembelajaran Jarak Jauh Dalam Jaringan (PJJ Daring) yang menggunakan teknologi elektronik berbasis internet dan Pembelajaran Jarak Jauh Luar Jaringan (PJJ Luring) melalui berbagai media siar atau cetak maupun media belajar dari benda di lingkungan sekitar. Melihat berbagai peluang pendidikan di masa depan yang terbentuk dari kondisi pandemi Covid-19. Menurut Direktur Sekolah Dasar, Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendibud, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd (Kemendikbud, 2020), bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini bisa diterapkan pada pasca pandemi.

Namun, saat ini penerapan ICT dalam bidang pendidikan Indonesia pada kenyataannya masih dalam tahap awal serta belum dapat dimaksimalkan pemanfaatannya. Di sisi lain sumber daya manusia yang ada di Indonesia belum mumpuni untuk mengikuti perkembangan teknologi sehingga beberapa di daerah terpencil kurang merasakan dampak positif dari perkembangan teknologi yang ada saat ini. Dengan demikian harus ada koordinasi dan kerja sama yang baik dalam satuan di sistem pemerintahan untuk meningkatkan proses pendidikan di Indonesia.

  • Bidang Ekonomi Kewirausahaan

Peningkatan teknologi yang menjadi pusat perhatian pada revolusi industri 4.0 dapat diterapkan di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan kewirausahaan. Bagi pelaku usaha kemajuan teknologi otamatisasi pada bidang ekonomi dan kewirausahaan merupakan suatu acuan dalam bertindak kedepannya. Bisa kita lihat bahwa terdapat berbagai sistem yang diterapkan oleh pelaku niaga yang ada saat ini, ada yang sudah mulai menerapkan revolusi industri 4.0 dan masih ada yang tetap bertahan dengan sistem yang lama.

Dampak positif akibat transformasi yang pada peran dunia usaha dan organisasi sosial dinilai sangat strategis dalam memperkuat kemandirian ekonomi suatu bangsa, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebanyak 5% (Hamdan, 2018). Angka tersebut berbanding lurus dengan penerapan revolusi industri 4.0, semakin tinggi upaya yang dilakukan dengan penyesuaian zaman yang ada maka semakin besar pertumbuhan ekonomi. Tidak menutup kemungkinan akan berkembang pula revolusi kedepannya yang akan kita lalui nanti, sehingga kita harus mempersiapkannya dengan matang.

Masa pandemi saat ini secara tidak langsung memberi dampak negatif dan positif dalam kehidupan sosial, khususnya perekonomian. Kegiatan ekonomi yang berlangsung pada masa pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya pemangkasan oleh banyak lembaga terkait perkiraan pertumbuhan mereka terhadap ekonomi global (Gobel, 2020). Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan di Indonesia memiliki prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi dalam scenario terburuk yang terjadi bisa mencapai angka minus 0,4% pada masa awal pandemi. Kemudian untuk memulihkan sistem ekonomi yang semula seluruh kegiatan terbatas dilakukan di rumah, kini diterapkan Normal Baru (new normal) sehubungan dengan perilaku dan kebiasaan individu/masyarakat global saat masa pandemi.

Sesuai dengan pernyataan Presiden Republik Indonesia melalui akun twitter Sekretariat Kabinet pada pertengahan tahun 2020 lalu (Habibi, 2020), yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun