Mohon tunggu...
Nabila Yuriska
Nabila Yuriska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengembangan Kepribadian Dalam Meningkatkan Profesionalisme Keperawatan

8 Desember 2021   22:35 Diperbarui: 17 November 2022   06:32 2275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tipe kepribadian yang dimiliki perawat tentunya akan mempengaruhi perilaku perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Perawat yang profesional dapat menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain disekitarnya, baik itu pasien, teman profesi, dan lainnya. Namun, Pengembangan kepribadian membuat setiap individu berusaha yang terbaik dalam mengembangkan kualitas baik dalam dirinya. Bagi perawat, pengembangan kepribadian ini bagaimana perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan profesional pada pasiennya dan memberikan peran yang besar. Dengan adanya kepribadian membuat perawat dapat berpikir kritis dan tepat dalam menemukan solusi untuk membantu penyembuhan pasien (Bambang, dkk. 2017).

Perawat mengembangkan kepribadiannya dalam menerapkan caring dalam asuhan keperawatannya. Tidak semua perawat memiliki sikap caring pada pasiennya, karena itu adanya kepribadian yang baik mendukung perawat untuk menerapkan caring serta membantu menemukan solusi bagi permasalahan pasien yang dihadapinya. Saat melakukan caring, perawat terlebih dahulu harus melakukan pendekatan, membangun hubungan saling percaya, perhatian terhadap pasien. Kepribadian perawat yang hangat ini akan membuat pasien merasa nyaman saat berada di sekitar perawat (Pardede, J., Saragih, M. and Simamora, M. 2020).

Kepribadian yang dimiliki perawat dapat dilihat saat melakukan asuhan keperawatan. Perawat dengan tipe kepribadian yang cenderung terbuka atau ekstrovert lebih sering untuk melakukan sikap caring, perawat dengan tipe kepribadian ini lebih sering berinteraksi dengan pasiennya, tidak malu-malu saat bertemu pasien, bahkan perawat dengan tipe ini berusaha untuk membuka obrolan atau kadang sedikit bercanda dengan pasien. Berbeda halnya dengan perawat yang memiliki kepribadian yang tertutup cenderung atau introvert, yang lebih banyak diam dan tidak berbicara saat bersama  dengan pasien maupun dengan rekan sejawat. Hal ini tentu akan membuat komunikasi yang terjalin satu arah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan pada pasien dan keluarganya pada asuhan keperawatan yang perawat lakukan. 

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Surakarta, sebagai seorang perawat profesional yang memberikan asuhan keperawatan, adanya faktor kepribadian berpengaruh pada kinerja perawat. Semakin baik kepribadian dari perawat maka asuhan keperawatan yang dilakukan akan semakin baik dan berpengaruh pada profesionalisme keperawatan, begitupun sebaliknya. Melalui tahap pengembangan kepribadian dapat mempengaruhi seseorang yang berperilaku. Salah satu contohnya adalah dari sebuah penelitian, ada perawat yang memiliki kepribadian tertutup namun saat memberikan asuhan keperawatan dengan pasien tetap mempertahankan profesionalismenya (Afidah, N.,& Pratiwi, A. 2011) 

Pengembangan kepribadian individu dapat ditingkatkan dengan melakukan pelatihan bagaimana melakukan komunikasi yang efektif, adanya motivasi dari diri sendiri, dan adanya latihan kepemimpinan. Dengan adanya latihan komunikasi yang efektif, perawat dapat lebih percaya diri saat berinteraksi dengan pasien dan teman sejawat lainnya serta dapat mempererat hubungan yang semakin baik. Latihan motivasi diri juga berpengaruh karena membangkitkan semangat yang ada dalam diri untuk terus menjadi pribadi yang berkualitas dalam menjalani hidup. Dengan adanya sifat kepemimpinan dalam diri sendiri akan membuat perawat dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami pasiennya dan tidak ragu saat menetapkan keputusannya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kesimpulan yang didapat bahwa adanya pengembangan kepribadian seorang perawat penting untuk meningkatkan profesionalisme keperawatan. Pada setiap individu memiliki kepribadian yang unik dan berbeda-beda. Sebagai seorang perawat yang profesional harus meningkatkan kepribadian yang baik agar mencapai kepuasan saat melakukan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien. Kepribadian yang baik mempengaruhi bagaimana cara berpikir, caring, dan membantu menyelesaikan masalah pasien dengan baik. Sehingga kedepannya perawat harus belajar bagaimana melatih mengembangkan kepribadian, baik dengan latihan terkait strategi berkomunikasi yang tepat dan efektif, menanamkan nilai motivasi dalam diri, dan belajar untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri terlebih dahulu.

Referensi

Afidah, N.,& Pratiwi, A. (2011). HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN 

KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PEMBINA KESEJAHTERAAN UMMAT (PKU) MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Diploma thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Diakses dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3658/NISA%20AF%20IDAH%20-%20ARUM%20PRATIWI%20Fix.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Bambang, dkk. (2017). Gambaran Kemampuan Berpikir Kritis Perawat Primer dalam 

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta.  Jurnal Ilmu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun