Mohon tunggu...
Nabilatul Fikri
Nabilatul Fikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa UIN IB PADANG

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rekonsiliasi Filsafat dan Agama

5 Mei 2024   19:35 Diperbarui: 5 Mei 2024   19:38 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Salah satu area kebersamaan atau Bahasa kerennya rekonsiliasi yang menarik antara filsafat dan agama adalah pada ranah konsep etika dan moral. Meskipun filsafat sering kali mengembangkan teori-teori etika berdasarkan rasional dan akal budi, banyak nilai etika yang dipegang oleh agama islam yang sejalan dengan prinsip-prinsip moral yang ditemukan dalam filsafat. Misalnya, nilai-nilai kasih saying, keadilan dan kebaikan seringkali menjadi landasan bagi kedua bidang ini.

Rekonsiliasi filsafat dan agama islam dapat juga ditemukan dalam pemahaman atas eksistensi dan hakikat manusia. Filsafat seringkali membahas tentang identitas diri, kebebasan, dan eksistensi manusia secara mendalam, sementara agama juga memaparkan pemahaman yang dalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan, tujuan hidup, dan akhirat. 

Dalam hal ini, rekonsiliasi filsafat dan agama islam dapat melahirkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang eksistensi manusia. Rekonsialisasi filsafat dan agama islam juga menekankan pada dialog terhadap pemahaman agama islam dengan filosofi-filosafi yang menjadi bahasan filsafat.

Meskipun memiliki makna yang mendalam, rekonsiliasi filsafat dan agama islam juga dihadapkan pada berbagai tantangan dan perbedaan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu perbedaan mendasar adalah dalam pendekatan terhadap pengetahuan dan kebenaran. Filsafat cenderung mengandalkan rasionalitas dan akal budi sebagai landasan pengetahuan sementara agama seringkali berpegang pada otoritas kepercayaan dan dogma agama. 

Umat islam cenderung mengebaikan peran akal dan kerasionalitasan dalam memahami aturan serta pendekatan dalam beragama, bahkan beberapa oknum yang mengaku beragama islam menganggap rasionalitas itu bukan bagian dari agama. Padahal beberapa ulama muslim yang sekaligus seorang filsuf banyak menulis dan berpendapat mengenai rekonsiliasi filsafat dan agama islam ini, seperti pendapat al kindi bahwa "agama dan filsafat itu membawa kebenaran yang serupa hingga keduanya tidak perlu dipertentangkan", atau pendapat dari ibnu rusyd yang menyatakan bahwa "seluruh persoalan agama harus dipecahkan dengan akal, logikaharus dipakai sebagai dasar segala penilaian tentang agama, wahyu dan akal harus dilihat sebagai dua sumber pengetahuan yang saling melengkapi, bukan bertentangan".

Rekonsiliasi filsafat dan agama dapat terwujud melalui dialog dan pemahaman yang saling menghormati antara kedua belah pihak. Pendekatan ini dapat melibatkan pembelajaran saling, dimana filsuf dan pemuka agama dapat saling memahami dan menghargai pandangan masing-masing. 


Dengan demikian rekonsiliasi tidak sekedar mencari kesamaan, tetapi juga menghormati perbedaan yang ada. Disamping itu, kita juga dapat memanfaatkan internet sebagai media informasi untuk meluruskan kesalahpahaman mengenai pemakaian filsafat dalam agama islam, sehingga perspektif-perspektif yang menyatakan islam bukan agama rasional dapat dibantah dan islam bukan lagi agama keterbelakangan.

Dari pemaparan diatas dapat kita pahami bahwa filsafat dan agama islam terhubung dengan benang merah yang merujuk pada tujuan yang sama, yaitu kebenaran. Walaupun perjalanan dalam pembuktian dari keselarasan filsafat dan agama islam memiliki perbedaan dalam dasar yang membangunnya, seperti filsafat yang didasari atas keragu-raguan dan bersifat semu sedangkan agama islam didasari kepercayaan dan bersifat pasti, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya keselarasan keduanya. 

Secara sederhana, kita dapat menganggap bahwa agama islam itu sebagai informasi dan filsafat dapat kita jadikan alat untuk konfirmasi, hingga kepercayaan yang menjadi dasar dari agama islam dapat dibangun dan dikokohkan dengan pemahaman yang mengikutsertakan akal di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun