Mohon tunggu...
Nabila Meeva K
Nabila Meeva K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Que Sera Sera

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Senioritas Tanpa Batas

20 Oktober 2022   20:34 Diperbarui: 20 Oktober 2022   20:42 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Senioritas menurut KBBI adalah 1 perihal senior; 2 keadaan lebih tinggi dalam pangkat, pengalaman, dan usia; 3 prioritas status atau tingkatan yang diperoleh dari umur atau lamanya bekerja. Kalau menurut saya, senioritas adalah merasa “lebih” dari orang lain karena memiliki usia yang lebih tua atau karena memiliki pengalaman yang lebih lama dibanding orang lain. Senioritas ini masih banyak terjadi di lingkungan sekitar kita, tetapi tak banyak dari kita yang mampu menghentikan tindakan ini. Mengapa demikian? Karena kebanyakan “korban” dari senioritas ini takut mendapat tindakan yang lebih semena-mena lagi jika memperingatkan seniornya.

Perlakuan senioritas ini ada skalanya, ada yang biasa sampai luar biasa. Yang biasa dijumpai misalnya senior yang suka menyuruh juniornya untuk melakukan ini itu, kadang masih masuk akal perintahnya, tetapi banyak juga yang tidak masuk akal. Kalau tidak dituruti nanti si junior malah dimarahi atau dijelek-jelekkan di depan orang lain. Ada lagi contoh yaitu senior yang suka cari-cari kesalahan juniornya, padahal kalau dinalar itu tidak salah. Hanya mereka saja yang ingin juniornya merasa bersalah atas apa yang dilakukan. Dari dua contoh senioritas “biasa” di atas mungkin terdengar biasa aja, tapi jika terus menerus itu bisa mengganggu kesehatan mental seseorang lho! Dengan perlakuan senioritas, orang-orang yang menjadi korbannya akan merasa rendah diri, tidak percaya diri, takut untuk bertindak, dan masih banyak dampak negatifnya.

Sekarang mari bahas tentang senioritas yang “luar biasa”. Contohnya yaitu saat pelaksanaan kegiatan pengkaderan senat mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muslim Indonesia, terdapat kegiatan nyeleneh yang dilakukan. Saat jam subuh panitia pengkaderan alias kakak tingkat dari para peserta pengkaderan, melaksanakan kegiatan merayap di sungai, jadi para juniornya disuruh merayap di sungai yang jelas-jelas kondisi saat jam subuh sangatlah dingin, tetapi mereka membuat anak orang melakukan kegiatan di sungai. Lantas di kegiatan tersebut ada salah satu mahasiswi yang tewas. Bukankah ini sangat melewati batas? Hanya karena mereka seniornya, mereka melakukan hal yang semena-mena pada juniornya. Bayangkan posisi orang tua korban, mereka melepas anaknya untuk melakukan kegiatan organisasi kuliah, tetapi berakhir hilangnya nyawa sang anak.

Contoh-contoh di atas hanya sebagian kecil cerita yang bisa diambil, masih banyak sekali kasus-kasus lainnya. Lalu apa sih penyebab senioritas ini? Sebenarnya ada beberapa alasan. Mungkin karena seseorang merasa dia yang paling hebat, paling berkuasa, paling bisa melakukan ini itu, sehingga dia semena-semena terhadap orang lain. Mungkin juga karena ada motif balas dendam 👀. Balas dendam bagaimana? Jadi saat masanya dahulu, saat si senior masih menjadi junior, mereka diberlakukan semena-mena oleh seniornya. Lalu saat si junior ini menjadi senior dia tidak terima kalau juniornya hidup nyaman-nyaman saja, mereka berpikir juniornya juga harus merasakan apa yang mereka rasakan dahulu. Jadilah mereka melakukan hal semena-mena pada juniornya. Dan circle setan ini tidak akan berhenti sampai ada orang yang memutusnya. Maksudnya bagaimana? Jadi harus ada senior yang berpikiran terbuka dan memberhentikan kegiatan tidak semena-mena ini. Memang ada rasa yang berat, harus ikhlas tidak melampiaskan dendamnya, tetapi itulah hal yang paling benar untuk dilakukan. Jika tidak, circle setan ini akan terus berlanjut terus menerus dan menjadi kebiasaan 👀.

Dan juga menurut saya, junior harus bisa lebih berani melawan senioritas. Harus bisa bersatu untuk melawannya. Kalau sendiri sudah pasti besar resikonya. Namun jika bersama junior yang lain, kekuatan perlawanan akan lebih besar dan bisa menghadapinya bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun