Mohon tunggu...
Nabila LuthfiFauziah
Nabila LuthfiFauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenakalan Remaja di tengah Masyarakat: Tantangan Sosial dan Peran Aktif BINMAS di Polsek GajahMungkur

12 Oktober 2025   19:11 Diperbarui: 12 Oktober 2025   19:11 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semarang, 25 September 2025 - Saat ini ada banyak sekali permasalahan di lingkungan sosial yang menjadi cikal bakal patologi sosial yang mengkhawatirkan serta merugikan banyak pihak. Hal ini juga terjadi di daerah dibawah pengawasan Polsek Gajahmungkur. Masalah seperti itu memerlukan banyak perhatian termasuk pihak kepolisian. BINMAS salah satu unit kepolisian hadir sebagai 'obat P3K' bagi masyarakat. Mereka tak hanya hadir ketika ada masalah, melainkan menjadi penghubung dan teman dialog antara masyarakat dengan aparat penegak hukum. 

"BINMAS itu ibarat obat P3K masyarakat mbak. Kami selalu berusaha hadir di tengah warga, membantu menyelesaikan masalah, dan memberi edukasi tentang hukum," ujar salah satu anggota Bhabinkamtibmas (BINMAS) melalui wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa Psikologi dari Universitas Negeri Semarang dengan anggota Nabila Luthfi Fauziah, Salma Mufidah, Gabriela Laura Matahari, Azzahwa Tsania Tarisa Putri, dan Ruth Sukma Sipahutar dibawah bimbingan Drs. Sugiyarta SL, M.Si. dan Miftahun Najah, S.Psi., M.A. 

"BINMAS itu jembatan antara masyarakat dan kepolisian. Kami membantu mengidentifikasi masalah, mencari solusi, dan kalau tidak bisa diselesaikan, baru kami hubungkan dengan kepolisian lain yang lebih spesifik untuk menanganinya." Ujar salah satu anggota BINMAS. Menurut beliau, kasus sosial yang paling sering muncul di masyarakat antara lain kenakalan remaja, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pertikaian antar tetangga, dan pencemaran nama baik. Namun, kasus kenakalan remaja menjadi yang paling dominan sekaligus paling sulit ditangani.

"Setiap tahun jumlahnya hampir sama. Sudah diselesaikan, nanti muncul lagi kasus baru," jelasnya.

Ia menilai bahwa faktor ekonomi memiliki pengaruh terbesar terhadap munculnya perilaku menyimpang pada remaja. Hal ini karena keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi bisa memicu remaja mencari "pelarian" dengan cara negatif (misalnya nongkrong tanpa tujuan, terlibat pergaulan buruk, merokok, atau perilaku agresif). Selain itu, faktor pendidikan dan pola asuh dalam keluarga juga memengaruhi perilaku menyimpang pada remaja.  "Pendidikan sangat memengaruhi cara hidup dan perilaku seseorang. Begitu juga dengan parenting di rumah," tambahnya. Faktor pendidikan di sini bukan cuma soal 'sekolahnya anak', tapi juga tingkat dan kualitas pendidikan orang tua serta lingkungan belajar anak. Semakin rendah pemahaman pendidikan dan moral di rumah, semakin besar risiko kenakalan remaja muncul. Selain itu, lingkungan pertemanan juga menjadi faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku menyimpang pada remaja. Remaja cenderung ingin diakui oleh kelompoknya. Jika lingkungan pertemanan negatif, perilaku menyimpang mudah terbentuk. 

BINMAS berperan aktif dalam menangani kasus kenakalan remaja di masyarakat. Kasus yang sering ditemui meliputi bullying, pergaulan negatif, dan perilaku menyimpang lainnya. BINMAS bertugas sebagai pendamping dan pembimbing remaja serta orang tua, memberikan edukasi mengenai dampak kenakalan dan pelanggaran hukum, serta mendorong remaja untuk mengambil keputusan yang positif. Sebagai langkah pencegahan, mereka rutin mengedukasi remaja tentang norma, etika, dan konsekuensi hukum dari tindakan mereka. BINMAS memiliki salah satu program yakni POLMAS (Pemolisian Masyarakat) yang bertujuan untuk mendukung warga dalam aktif berpartisipasi menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, serta membantu masyarakat dalam mengidentifikasi dan menemukan akar masalah dan menemukan jalan keluar masalah sosial. Selain itu, BINMAS juga berkoordinasi dengan JPPA dan lembaga terkait di tingkat kelurahan untuk menangani kasus yang memerlukan perhatian khusus. Pendekatan BINMAS menyesuaikan penyebab masalah, seperti faktor ekonomi, pendidikan, dan pola asuh, dengan tantangan utama berasal dari kesabaran, niat, dan semangat petugas dalam membimbing remaja.

Tantangan terbesar dalam melaksanakan tugas, menurutnya, justru datang dari faktor internal. "Yang paling berat itu menjaga kesabaran dan semangat diri. Kalau dari luar sudah biasa, karena memang itu sudah jadi bagian dari tanggung jawab kami. Paling-paling kalau faktor eksternal itu dari kesadaran diri remaja-nya aja, kita kan gak bisa ubah pikiran orang ya", ungkapnya. 

Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan hanya teguran lisan maupun tindakan hukum; melainkan dibutuhkan pendekatan yang lebih empatik dan mendalam. Saat ditanya apakah BINMAS telah bekerja sama dengan lembaga psikologis dalam menangani kasus masyarakat, anggota BINMAS yang ditemui mengungkapkan belum ada kerja sama resmi dengan lembaga psikologi, namun sangat berharap dapat kolaborasi tersebut dapat terwujud kedepannya. Menurutnya, kerja sama dengan psikolog akan sangat membantu dalam menangani kasus remaja, karena aspek perilaku dan psikologis seringkali menjadi akar permasalahan yang tidak terlihat.

Kenakalan remaja bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial. Kolaborasi disiplin antara BINMAS, lembaga psikologi, sekolah, maupun masyarakat diharapkan dapat membantu sistem pencegahan kenakalan remaja yang lebih menyeluruh, tak hanya menertibkan perilaku, namun memulihkan kesejahteraan psikologis dan sosial anak. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan remaja Indonesia dapat tumbuh menjadi generasi yang berkarakter dan berakhlak baik. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun