Mohon tunggu...
Nabila Alea Kasta
Nabila Alea Kasta Mohon Tunggu... Mahasiswa

Merupakan mahasiswa aktif Universitas Malikussaleh Program Studi S-1 Psikologi yang sedang berada pada semester 5. Dikenal sebagai pribadi yang ceria, penuh ambisi, dan bijaksana. Nabila sedang memperkaya diri dengan ilmu psikologi yang nantinya akan bermanfaat dan disampaikan kepada masyarakat luas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejenak Mengenal Bintang yang Berbeda: Autisme

20 April 2025   09:30 Diperbarui: 20 April 2025   09:30 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

g). Terapi visual, lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode PECS (Picture Exchange Communication System). Beberapa video games dan kartu bergambar bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi (Desiningrum, 2016).

h). Terapi snoezlen, Terapi snoezlenmerupakan aktvitas yang dirancang untuk mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) melalui pemberian rangsangan yang cukup pada sistem sensori primer anak, seperti penglihatan, pendengaran, peraba, perasa lidah, pembau dan juga sistem sensoris internal. Snoezelen mengarahkan anak untuk relaks, mengeksplorasi, dan mengekspresikan dirinya di dalam atmosfer yang terbuka pada faktor kepercayaan dan kesenangan (Desiningrum, 2016).

Akhir Kata

            Autisme bukanlah sebuah kekurangan, melainkan cara unik dalam memandang dan merasasakan dunia. Memahami autisme tak hanya tentang mengenali gejala atau klasifikasinya, tetapi juga tentang kita yang membuka ruang empati, ruang bagi inklusi, dan kesempatan yang setara. Anak-anak dengan autisme adalah bintang-bintang yang berbeda---mereka bersinar dengan cara mereka sendiri.

           Dengan kasih sayang, dukungan keluarga, dan terapi yang tepat, mereka bisa tumbuh percaya diri dan bahagia. Tugas kita adalah hadir, memahami, dan membiarkan mereka bersinar... dalam irama dunia yang mereka ciptakan sendiri.

DAPUS 

Desiningrum, D. R. (2016). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Psikokain.

Fatihah, N. S. (2024). Analisa autism spectrum disorder berdasarkan DSM V. Jurnal Kesehatan dan Teknologi Medis, 6 (3), 253-259.

Ginanjar, A. S. (2007). Memahami sprektum austistik secara holistik. Makara Human Behavior Studies, 11(2), 87-99. 

Nugraheni, S. A. (2012). Menguak Belantara Autisme. Buletin Psikologi, 20(2), 9-17.

Renandi, I. P., F, A., & M, D. E. (2021). Hubungan dukungan sosial orangtua dan perkembangan emosional terhadap proses berpikir anak autis. Jurnal Pendidikan Inklusi, 4(2), 153-163.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun