Mohon tunggu...
Nabih Rijal Makarim
Nabih Rijal Makarim Mohon Tunggu... Pelajar

l The teacher is the one who gets the most out of the lessons, and the true teacher is the learner l My instagram @nabihrm_

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negara dan Agama: Masa Depan Hak Perempuan di Indonesia

12 Desember 2024   17:50 Diperbarui: 12 Desember 2024   17:50 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK
Artikel ini membahas peran negara dan agama dalam memperkuat hak perempuan di Indonesia, terutama terkait partisipasi dalam ruang publik, politik, dan pengambilan keputusan. Dari perspektif negara, kebijakan afirmatif seperti kuota 30% perempuan di parlemen dan peningkatan partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja bertujuan menciptakan keadilan gender. Sementara dari perspektif agama, interpretasi progresif terhadap ajaran Islam, sebagaimana dipromosikan oleh pemikir seperti Fatima Mernissi dan Mahnaz Afkhami, menegaskan bahwa Islam mendukung peran perempuan dalam kehidupan publik. Artikel ini menegaskan bahwa kolaborasi antara negara dan agama diperlukan untuk mengatasi hambatan struktural, seperti norma patriarkal dan ketidaksetaraan ekonomi. Kesimpulannya, sinergi kebijakan negara dan interpretasi agama yang inklusif dapat memperkuat peran perempuan sebagai pemimpin dan agen perubahan dalam masyarakat.

Kata Kunci: hak perempuan, kebijakan afirmatif, Islam, negara, dan agama.

PENDAHULUAN

Hemat penulis, hak perempuan yang paling mendesak di Indonesia saat ini adalah hak untuk berpartisipasi secara setara dalam ruang publik, terutama di bidang politik dan pengambilan keputusan. Partisipasi ini krusial untuk memastikan bahwa suara perempuan diakomodasi dalam kebijakan publik. Persoalan ini harus dilihat dari dua perspektif: perspektif negara dan perspektif agama. Dari sudut pandang negara, peningkatan keterwakilan perempuan di ruang politik adalah langkah strategis untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Sementara dari perspektif agama, interpretasi yang lebih inklusif terhadap ajaran Islam menegaskan pentingnya peran perempuan dalam kehidupan publik.

PERTANYAAN PENELITIAN

Bagaimana negara dan agama memandang hak perempuan di Indonesia?

NARASI VIDEO DAN PERMASALAHAN

Dalam sebuah video Youtube pada kanal Chusnul Mariyah Official yang berisis diskusi (FGD) yang berjudul "Islam and Women Rights" di FISIP Universitas Muhammadyah Jakarta, terdapat pembahasan menarik mengenai posisi perempuan dalam masyarakat modern di Indonesia. Pada dasarnya, perspektif Islam tidak hanya memberikan penghargaan tinggi kepada perempuan, seperti yang tercermin dalam pengaturan waris di Surah An-Nisa, tetapi juga menegaskan hak-hak perempuan dalam pendidikan, kesehatan, dan partisipasi publik. Diskusi tersebut mengungkapkan bahwa pendidikan dan kesehatan adalah dua aspek utama yang harus diperkuat untuk memastikan generasi yang lebih sehat dan berkualitas. Dalam konteks pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pesantren, perempuan berperan sentral dalam membentuk karakter generasi muda. Selain itu, kontribusi perempuan dalam organisasi, termasuk peran kepemimpinan di kampus dan komunitas, menjadi simbol partisipasi perempuan yang lebih luas. Diskusi ini juga menyoroti kebijakan afirmatif, seperti kuota perempuan di lembaga politik dan pembentukan Satgas TPKS di kampus, sebagai upaya melindungi dan memperkuat hak-hak perempuan.

Substansi diskusi ini kiranya dapat dipertautkan dengan analisis hak perempuan dalam perspektif negara dan agama yang pada akhirnya memperlihatkan adanya sinergi antara pandangan Islam dan kebijakan negara dalam memajukan hak-hak perempuan. Dari perspektif negara, kebijakan afirmatif seperti kuota perempuan dan upaya peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja sejalan dengan pandangan Islam yang menegaskan pentingnya pendidikan dan partisipasi publik bagi perempuan. Sementara itu, dari perspektif agama, tafsir progresif terhadap Islam, sebagaimana dipromosikan oleh Fatima Mernissi dan Mahnaz Afkhami, mendukung partisipasi perempuan dalam ruang publik dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, baik negara maupun agama memiliki peran yang signifikan dalam mendobrak hambatan struktural yang menghalangi perempuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam politik, ekonomi, dan kehidupan sosial. Upaya bersama dari kedua perspektif ini diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan adil, di mana perempuan dapat berperan sebagai pemimpin dan agen perubahan.

ANALISIS

Hak Perempuan dalam Perspektif Negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun