Mohon tunggu...
Si Penonton Layar
Si Penonton Layar Mohon Tunggu... Apoteker - Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rasa Sepi Bukan untuk Dihindari Namun Dihadapi

21 Oktober 2022   14:05 Diperbarui: 21 Oktober 2022   14:09 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Adrian Swancar on Unsplash   

Pada hari Jumat ada ibadah wajib bagi kaum muslimin yakni Sholat Jumat. Berbeda dengan shalat seperti lainnya ibadah ini diwajibkan untuk kaum prianya. Rutinitas shalat Jumat untukku adalah kewajiban yang tidak bisa dilewatkan selain kewajiban tentu aku mengincar Jumat Berkahnya yaitu nasi bungkus, shalat jumat hari ini  berjalan seperti biasanya. Namun ada yang berbeda kali ini. Hari ini khutbah yang dibacakan oleh khatib menyinggung tentang kesepian. 

Entah kenapa tema yang satu ini cukup relevan saat ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009), kesepian adalah perasaan kesunyian, perasaan ketidaktahuan.

Belakangan ini kerap terjadi banyak individu yang merasa kesepian. Rasa kesepian nyatanya bisa dialami oleh siapa pun. Ada rasa kosong dalam diri yang merasa tidak puas dalam melakukan segala sesuatu. Aku pun tidak luput dari rasa yang satu ini. 

Khatib berpesan bahwasanya rasa kesepian adalah hal wajar untuk dialami oleh kita. Itu menandakan teguran dari Allah SWT. Bahwasanya ia menanamkan rasa kesepian pada kita untuk mengingat-NYA. Khatib berpesan juga bahwasanya kesepian tidak boleh berlarut larut perlu adanya interaksi antar sesama, dengan adanya interaksi pasti ada reaksi dari sini muncul komunikasi dan akhirnya bisa hadir solusi. 

Tentunya interaksi yang dimaksud adalah interaksi antar sesama dalam hal baik bukan mencari keramaian untuk menghilangkan sepi sementara. Interaksi secara intens antar sesama. 

Perihal rasa sepi ini sudah bukan rahasia lagi banyak individu yang mengalaminya. Media sosial yang secara esensi difungsikan untuk meningkatkan interaksi malah menjadi masalah baru. Interaksi yang muncul dalam media sosial malah beradu gengsi bukan saling mengapresiasi. Hal ini malah menambah rasa sepi yang dirasakan banyak individu.

Melansir dari Psychology Today yang dikutip dari Tirto bahwasanya ada 3 jenis  kesepian yang kerap dialami individu

Kesepian Eksistensial 

Kesepian eksistensial adalah rasa perasaan ketika individu sadar kalau ia merupakan sosok individualis yang lahir sendirian terpisah dari yang lain, dan dalam banyak hal tidak bisa bergantung pada orang lain. 

Tentunya hal ini dalam kadar tertentu dipandang baik namun jika berlebih akan menjadi hal yang destruktif. Dengan kadar tertentu dan kesadaran diri akan kesepiannya ia akan mengeksplorasi diri dan menemukan bakat minatnya. Agar nantinya ia bisa berkontribusi bagi masyarakat.

Kesepian Emosional 

Kesepian emosional lahir dari perasaan kalau seseorang merasa tidak punya hubungan secara emosi dengan orang lain. Hal ini sering ditemui ketika orang merasa terputus hubungannya dengan orang lain yang dirasa tidak bisa menemukan orang yang tepat untuk bertukar perasaan. Kesepian ini sering dialami bagi orang yang sedang putus cinta, atau bercerai, dan bisa jadi akibat dari ditinggal seseorang yang dekat dengannya selama-lamanya. 

Kesepian Sosial 

Individu yang merasa ia terpisah dari lingkungan atau kelompoknya. Biasanya kesepian ini dialami oleh seseorang yang sudah memiliki pasangan dan mereka tidak mampu memiliki lingkaran pergaulan yang cocok dengan mereka.

Perihal rasa kesepian memang tidak bisa diremehkan saat ini rasa individualis sering dipilih karena, lebih menjaga diri dari hal-hal yang tidak perlu. Namun nyatanya kita memang perlu saling berinteraksi antar sesama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun