Mohon tunggu...
Muhammad Nabhan Fajruddin
Muhammad Nabhan Fajruddin Mohon Tunggu... Lainnya - Petualang Ilmu

Mahasiswa di UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bersatunya Ruh dan Jasad

12 Agustus 2020   09:18 Diperbarui: 5 Juli 2023   13:15 4127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia merupakan salah satu dari sekian makhluk yang diciptakan oleh Tuhan. Bisa dibilang penciptaan yang paling sempurna dari pada, iblis, malaikat, dan ciptaan Tuhan yang lain. Manusia menjadi makhluk yang ditugaskan Tuhan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di bumi. Tugas itu menjadi beban yang sangat berat bagi manusia karena manusia dituntut untuk bersikap bijaksana dan adil pada alam raya ini.

Dalam perannya menjadi pemimpin di muka bumi ini, seharusnya manusia dapat mengatur dan berlaku adil kepada sesama manusia, alam, hewan, dan segala yang ada di alam semesta. Dalam konteks peranan sebagai khalifah, manusia juga ditugaskan memimpin daripada diri manusia sendiri secara lahir maupun batin. 

Hubungan antar sesama manusia, alam, dan Tuhan harus berjalan beriringan dengan manajemen yang baik dalam diri manusia. Bagaimana harus bersikap kepada manusia agar tidak terjadi kekacauan ataupun konflik. 

Kemudian, bagaimana sikap terhadap alam agar ekosistem di dalam alam semesta berjalan dengan semestinya. Selanjutnya, bagaimana bersikap kepada Tuhan agar mendapatkan ridho dan cinta-Nya.

Di samping berbagai tugas manusia menjadi khalifah di bumi, jauh sebelum manusia melaksanakan tugasnya ada cerita tentang komponenen dari manusia yang menyatu yakni ruh dan jasad. Pada mulanya penciptaan manusia di dunia ini merupakan perjalanan ruh yang panjang. Asal muasal manusia di bumi telah melewati fase-fase yang sedemikian rupa. 

Dalam kitab klasik karya Syekh Abdul Qadir al-Jilani, yang berjudul "Sirrul Asrar" di pendahuluan hingga Bab tiga dijelaskan tentang fase penciptaan manusia oleh Tuhan. Pada dasarnya Tuhan pertama kali menciptakan Ruh Muhammad dari cahaya Jamal (keindahan)-Nya, Sebagaimana dalam Hadis Qudsi yang menyatakan, "Aku ciptakan Ruh Muhammad pertama kali dengan cahaya wajah-Ku."

Ruh Muhammad merupakan bentuk terbaik dan hakiki di alam lahut. Alam lahut adalah negeri asal (al-Wathann al-Aslhi), setelah 4000 tahun dari penciptaan Ruh Muhammad, Tuhan menciptakan Arsy, diciptakan dari pancaran cahaya Ruh Muhammad. Kemudian dari cahaya itu pula makhluk dan alam semesta di ciptakan. selanjutnya, ruh-ruh tersebut di kembalikan ke alam yang paling rendah yaitu alam fisik, (Qs. At-tin ayat 5). 

Dalam perjalanannya menuju ke alam fisik Tuhan menurunkan ruh pertama kali dari Alam Lahut ke Alam Jabarut dan membungkusnya dengan cahaya Jabarut, ruh di alam ini dinamakan ruh Sulthani. Kemudian, dari Alam Jabarut diturunkan ke Alam Malakut dan Tuhan  membungkus dengan cahaya Malakut, ruh di alam ini dinamakan ruhani. Selanjutnya, dari Alam Malakut diturunkan ke Alama Mulki dan Tuhan membungkusnya dengan cahaya mulki, ruh di alam ini di sebut Ruh Jismani. Terakhir, Tuhan menciptakan Jasad dari tanah (Qs. Thaha ayat 55). Ditiupkanlah ruh ke dalam jasad sehingga ruh masuk ke dalamnya atas perintah Tuhan (Qs. Al-Hijr ayat 29).

Ketika ruh sudah bersatu dengan jasad, ia lupa tak peduli lagi dengan perjanjiannya dengan Tuhan. Pada saat Allah menyatakan sebagai Tuhan, kemudian dibenarkan oleh manusia, (Qs. Al-A'raf ayat 72). Akibat bersatunya ruh dengan jasad, ruh tidak mau pulang ke negeri asal (alam Lahut), hal ini memunculkan sifat kecintaan terhadap dunia pada diri manusia.  

Namun Tuhan menolong manusia dengan diturunkannya Nabi dan kitab-kitab samawi untuk mengingatkan kembali ke negeri asal. Ini menjadi fungsi dari agama untuk mengingatkan dan memberi petunjuk untuk kembali ke negeri asal. 

Jika dikaitkan dengan teori psikologi Agama yakni teori God Spot, yang menyatakan bahwa di dalam otak manusia yang terdalam terdapat titik Tuhan, dengan titik itu  menjadikan manusia ingat kepada Tuhan. Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia pernah mengakui bahwa Allah adalah Tuhan mereka. Namun, ketika ruh bergabung dengan jasad, manusia lupa akan perjanjian itu. sehingga, saat dikaitkan dengan teori God Spot, bahwa terkadang manusia juga mengingat Tuhan, dalam hal ini perjanjian dengan Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun