Mohon tunggu...
Nabella Indah Rismawati
Nabella Indah Rismawati Mohon Tunggu... Mahasiswa uin raden mas said surakarta

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Calistung dan Operasi Hitung Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar

15 Juni 2025   23:45 Diperbarui: 15 Juni 2025   23:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan dasar merupakan fondasi penting dalam membentuk kemampuan kognitif anak. Salah satu keterampilan utama yang menjadi perhatian pada fase awal pendidikan dasar adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung), serta operasi hitung lanjutan seperti perkalian dan pembagian. Namun dalam kenyataannya, tidak semua peserta didik mampu menguasai keterampilan ini secara merata. Oleh karena itu, peran layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah dasar menjadi sangat strategis untuk memberikan dukungan secara personal kepada siswa dalam meningkatkan kemampuan tersebut.

Melalui kegiatan praktikum Bimbingan Belajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa program studi PGMI, layanan bimbingan diberikan secara langsung kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini, dua subjek peserta didik dari jenjang kelas 1 dan kelas 3 SD mendapatkan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, dengan fokus pada peningkatan kemampuan dasar dan lanjutan dalam bidang matematika dan bahasa.

Layanan bimbingan yang diberikan terbagi menjadi dua sesi berdasarkan kebutuhan subyek, yaitu Maulana (kelas 1 SD) dan Aqila (kelas 3 SD). Keduanya mengikuti sesi bimbingan pada tanggal 13 Mei 2025, masing-masing selama 60 menit di rumah tempat tinggal mereka.

1. Bimbingan untuk Siswa Kelas 1 SD: Calistung

Sesi pertama fokus pada layanan bimbingan calistung (membaca, menulis, dan berhitung) bagi siswa kelas 1 SD. Tujuan dari layanan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dasar dalam mengenal huruf, kata, serta angka. Materi yang disampaikan meliputi latihan membaca kata sederhana, menulis kata berdasarkan gambar, serta berhitung penjumlahan dan pengurangan hingga angka 50.

Proses pembelajaran dimulai dengan membangun kedekatan emosional dengan peserta didik, dilanjutkan dengan kegiatan inti berupa penyampaian materi dan praktik langsung. Dalam tahapan evaluasi, ditemukan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam membedakan huruf-huruf yang mirip seperti “b” dan “d”, serta kesulitan menulis suku kata kompleks seperti “ng”. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan berulang dan pembelajaran multisensori dalam meningkatkan keterampilan awal calistung.

2. Bimbingan untuk Siswa Kelas 3 SD: Perkalian dan Pembagian

Sesi kedua berfokus pada peningkatan pemahaman konsep matematika tingkat dasar lanjutan, khususnya operasi perkalian dan pembagian. Siswa kelas 3 SD pada tahap ini sudah diharapkan menguasai tabel perkalian serta memahami hubungan antara perkalian dan pembagian. Layanan ini mencakup penjelasan konsep dasar, pemberian soal kontekstual, serta strategi menyelesaikan soal matematika secara efisien.

Kegiatan diawali dengan diskusi dan tanya jawab untuk mengukur pemahaman awal siswa. Evaluasi menunjukkan bahwa peserta didik masih kurang teliti dalam pengerjaan soal, serta belum sepenuhnya hafal bagian pembagian. Pendekatan yang dilakukan melibatkan penggunaan strategi seperti pengelompokan dan metode susun dalam menjelaskan konsep, yang bertujuan mengembangkan pemahaman konseptual sekaligus keterampilan berhitung cepat.

Dari dua sesi layanan yang dilakukan, terlihat bahwa intervensi bimbingan belajar sangat membantu dalam mengidentifikasi dan menangani permasalahan spesifik yang dihadapi siswa. Proses diagnostik kognitif yang dilakukan secara langsung memberikan gambaran nyata mengenai kemampuan peserta didik, yang seringkali tidak terpantau secara detail dalam kelas reguler.

Dalam kasus Maulana, pendekatan individual melalui praktik langsung dan komunikasi dua arah membantu mengenali bahwa kendala belajar bukan hanya dari segi kemampuan, tetapi juga pengaruh dari cara mengenali bentuk huruf atau pengucapan. Sementara itu, pada kasus Aqila, permasalahan lebih banyak bersumber dari kurangnya latihan rutin dan kebiasaan menghafal tabel dasar, yang dapat diatasi melalui strategi pembelajaran menyenangkan dan penguatan konsep secara bertahap.

Layanan bimbingan belajar berbasis kebutuhan siswa terbukti efektif dalam membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar yang spesifik, baik dalam calistung maupun operasi hitung lanjutan. Pendekatan yang digunakan oleh praktikan menunjukkan pentingnya sinergi antara pendekatan pedagogis, diagnostik kognitif, serta komunikasi yang hangat dengan siswa. Selain itu, refleksi dari hasil evaluasi menekankan perlunya kesinambungan antara guru kelas dan guru BK dalam mendampingi perkembangan akademik siswa secara menyeluruh.

Dengan demikian, praktikum layanan bimbingan ini tidak hanya menjadi sarana latihan bagi mahasiswa calon guru, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kualitas pembelajaran dan pencapaian kompetensi siswa di tingkat dasar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun