Autobiografi

Nama lengkap saya, Narini Devi Fadilah. saya biasa dipanggil Narin oleh teman yang dekat dengan Saya. Saya lahir di Tangerang, 9 Januari 2007. saya terlahir di rumah sakit dengan kembar, kembaran saya yang diberikan nama Nania diva Fadhilah. nama yang cantik namun, tepat kami berdua lahir di dunia kembaran saya menghembuskan nafas terakhirnya, dan saya berharap dengan kepergian Nania adalah sosok penolong orang tua saya di akhirat kelak.

Saat beranjak TK, saya memiliki seorang sahabat bernama Caca, Aura, Lidya dan Hani. kami berlima bermain dengan hati gembira, bermain tanpa ada rasa puasnya sendiri. aku bersama aura dan Hani saat itu sekolah kita melaksanakan manasik haji untuk perpisahan TK.

Diumur 7 tahun saya memasuki sekolah dasar bersama ketiga teman saya yaitu Lidya, Caca dan Hani. di sana saya mendapatkan banyak teman yaitu bernama Nadia, nadifa, Anggun dan Leony. namun saat duduk di bangku kelas 3 SDN, nadifa memilih untuk keluar dari sekolah atas permintaan orang tuanya, dan mengingat hal itu kembali, saya menjadi rindu akan kenangan waktu itu.

Tak terasa waktu cepat berlalu, saat itu saya memasuki jenjang sekolah menengah. tahun itu awal menyedihkan bagiku, datangnya virus di Indonesia membuat sama orang menjadi sedih dan kesusahan bagaimana tidak perusahaan-perusahaan menutup lapangan kerjanya dan PHK massal, membuat para pekerja sedih karena kehilangan pekerjaannya dan berharap akan mendapatkannya kembali. 

Selama 3 tahun pula, Saya belajar di rumah dengan sistem daring atau dalam jaringan. menurut saya dengan sistem ini sedikit sulit bagi pelajar seperti saya untuk memahami dengan jelas apa yang dijelaskan guru seperti biasanya selama 3 tahun pula pemerintah menerapkan masyarakatnya untuk memakai masker saat berada di kerumunan dan menjaga jarak.

Tak terasa pada bulan Juni, saya memasuki sekolah menengah ke atas di mana hari-hari ku lalui begitu berat, namun di lain hal itu saya merasa senang karena mendapatkan teman-teman yang asik dan frekuensi namun saya sedih karena tidak sekelas dengan teman saya yaitu Anna. 

Dari situ aku tahu semua perjuangan bisa kita lalui karena ada usaha yang kuat untuk melaluinya dan kesabaran dan amarah yang kita tahan dapat membuahkan hasil percaya pada rencana Allah yang diberikan kepada kita Insya Allah akan berdampak baik Allah juga memberikan banyak rezeki yang tak pernah dibayangkan oleh kita.