Iri rasanya tiap melihat koleksi bukunya BJ. Habibie atau Gita Wiryawan. Dilihat dari jenis bukunya aja sepertinya beragam dan berbobot. Maka wajar jika pemikiran mereka luas dan cerdas.
Sayangnya budaya membaca dan koleksi buku di Indonesia agak rendah. Berbagai upaya telah dicoba oleh pemerintah dan penggerak-penggerak literasi untuk mengkampanyekannya, namun mental dengan trend kekinian. Sepertinya perlu ada influencer, selebgram, content creator atau artis yang direkrut untuk mencontohkan. Bukan hanya titel duta saja, tapi memang punya content intensif tentang buku dan baca. Misalnya saja mengadakan bedah buku, lomba merangkum, lomba banyak-banyakan baca buku dalam satu bulan dan sebagainya.
Dulu waktu SD, sekolah saya pernah mengadakan lomba estafet buku. Satu buku dibagikan kepada setiap anak. Diberi waktu satu bulan. Siapa yang paling banyak baca buku dalam satu bulan maka dialah pemenangnya. Bukunya macam-macam. Saya ingat saya dapat buku tentang hukum. Anak SD loh! Sungguh aku mumet, gaes! Buku selanjutnya yang saya baca adalah novel tentang orang Indonesia yang tinggal di Jepang.
Pada akhirnya, perlombaan ini jadi salah satu pemicu saya untuk senang membaca. Memang awalnya demi hadiah, tapi lama-lama ya menarik juga ya baca buku itu! Pembaca buku biasanya berbanding lurus dengan pembeli buku. Kalau sudah jatuh cinta dengan membaca, pasti ada keinginan untuk membeli buku, hingga terciptalah koleksi buku. Dan untuk lebih menebar manfaatnya, posting gambar buku yang sudah selesai kita baca. Sertakan caption menarik yang bikin orang melirik dan akhirnya comment untuk pinjam bukunya. Nah bermanfaat tak hanya bagi kita tapi bagi orang lain juga kan!
Seorang Tan Malaka pernah mengatakan, "Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi."
