Mohon tunggu...
M Zuhriansah
M Zuhriansah Mohon Tunggu... Guru - Teacher

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reinterpretasi dan Rencana Pemulihan Keseimbangan: Solusi Perdamaian Israel-Palestina dalam Perspektif Al-Qur'an

3 Januari 2024   14:55 Diperbarui: 3 Januari 2024   15:10 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: portal politik

REINTERPRETASI DAN RENCANA PEMULIHAN KESEIMBANGAN: SOLUSI PERDAMAIAN ISRAEL-PALESTINA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN

Oleh: M. Zuhriansah

PENDAHULUAN

Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi konflik Israel-Palestina melalui prisma sudut pandang Al-Qur'an, kitab suci umat Islam. Analisis tersebut mencakup aspek sejarah, kemanusiaan, dan hukum yang terkandung dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan konflik tersebut. Fokus utama adalah pada potensi solusi perdamaian yang dapat ditemukan dalam ajaran Islam. Tulisan ini menyajikan interpretasi Al-Qur'an terhadap hak-hak rakyat Palestina, status Yerusalem, dan prinsip-prinsip keadilan yang menjadi landasan bagi perdamaian. Selain itu, diperinci juga peran masyarakat internasional, khususnya Indonesia, dalam mendukung upaya perdamaian dengan merujuk pada nilai-nilai Al-Qur'an. Dengan mendekati konflik ini melalui sudut pandang agama, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas isu dan merintis jalan menuju solusi berbasis nilai-nilai keadilan dan perdamaian yang diinspirasi oleh ajaran Al-Qur'an. Tulisan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang pendekatan Umat Wasathiyah terhadap konflik, menggali potensi solusi, dan mengevaluasi upaya-upaya konkret yang dapat diambil untuk meredakan ketegangan. Solusi seperti dialog antarbudaya, dukungan terhadap solusi dua negara, dan partisipasi aktif dalam pembangunan kemanusiaan menjadi pusat pembahasan. Dengan merinci pandangan Umat Wasathiyah, tulisan ini berusaha memberikan kontribusi pada pemahaman mendalam terhadap konflik Israel-Palestina, dengan harapan mendorong refleksi dan aksi lebih lanjut menuju perdamaian di wilayah yang kompleks ini.

Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina telah menjadi sorotan utama dalam arena politik dan kemanusiaan global. Dengan sejarah yang kompleks, penuh ketegangan, dan dipenuhi dengan tragedi kemanusiaan, konflik ini menyulut perhatian berbagai kalangan masyarakat, termasuk Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia telah mengadopsi sikap yang konsisten dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina dan mendorong tercapainya solusi yang adil dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, tulisan ini akan mengkaji posisi Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina, dengan fokus pada upaya perdamaian, dan sejauh mana pandangan ini dapat dipahami melalui sudut pandang Al-Qur'an, kitab suci umat Islam. Pandangan Al-Qur'an tentang keadilan, perdamaian, dan solidaritas dengan mereka yang tertindas memberikan landasan moral bagi banyak umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dalam menanggapi konflik tersebut. Dengan merinci prinsip-prinsip ini, makalah ini bertujuan untuk menguraikan potensi sumbangan pandangan Al-Qur'an terhadap pencarian solusi yang dapat mendamaikan konflik Israel-Palestina. Melalui makalah ini, diharapkan akan terungkap bagaimana perspektif Al-Qur'an dapat menjadi sumber inspirasi bagi upaya perdamaian Indonesia dalam merespons konflik yang telah melibatkan banyak elemen kompleks. Dengan demikian, tulisan ini akan menyajikan tinjauan holistik terhadap kontribusi Al-Qur'an dalam membimbing sikap dan tindakan Indonesia dalam merintis jalan menuju perdamaian di Timur Tengah. 

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, telah menjadi pelaku aktif dalam mengadvokasi hak-hak rakyat Palestina dan mengecam tindakan-tindakan yang dianggap merugikan mereka. Sikap Indonesia terhadap konflik ini mencerminkan kesetiaan pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan internasional, sejalan dengan nilai-nilai dasar diplomasi Indonesia. Dalam konteks ini, peran Al-Qur'an sebagai pedoman moral dan etika bagi umat Islam, termasuk di Indonesia, menambah dimensi spiritual dalam merespons konflik ini. Prinsip-prinsip Al-Qur'an tentang keadilan, solidaritas, dan perdamaian membentuk landasan bagi banyak umat Islam di Indonesia dalam merumuskan sikap terhadap konflik tersebut. Indonesia yang memiliki penduduk yang sangat beragam sebenarnya mempunyai potensi besar untuk menjadi Negara yang berkarakter, yakni masyarakat yang dengan keragaman budaya namun tetap solid dalam sebuah bingkai Negara yang disebut-sebut dengan Negara demokratis. Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak tahun 17 Agustus 1945 merupakan prestasi besar yang dicapai oleh rakyat Indonesia dengan segala perjuangan yang dilandasi oleh rasa persaudaraan yang kuat tak pandang agama, ras, suku dan yang lainnya. Semua menyatu dalam persaudaraan yang universal. Lahirnya Pancasila sebagai dasar Negara, sebagaimana diakui sendiri oleh Soekarno, merupakan kristalisasi nilai-nilai yang digali dari pengalaman sejarah yang telah dialami oleh masyarakat Indonesia.

Begitu pula dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu) yang menjadi pegangan masyarakat bangsa ini. Cita-cita besar dari semboyan ini tidak lain adalah hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan dalam sebuah komonitas yang majemuk dan beragam. Namun, dalam perjalanannya, cita-cita ini seakan masih jauh dari harapan karena di Indonesia masih banyak kerusuhan yang disebabkan oleh perbedaan SARA, sebut saja kerusuhan ambon, Poso, pemboman tempat-tempat ibadah baik masjid maupun gereja, serta penyerangan kelompok yang mangaku sebagai pembela Islam terhadap tempat-tempat kemaksiatan. Contoh-contoh ini hanya sebagian kecil dari tragedi yang menyedihkan yang melanda Indonesia hampir dalam setiap perjalanan masa berkembangnya negeri ini. Uraian singkat ini menunjukkan secara jelas bahwa masyarakat Indonesia masih belum berhasil menciptakan budaya damai yang dicita-citakan oleh Founding Fathers negeri yang indah ini.

Melalui tulisan ini, kami akan menguraikan latar belakang konflik Israel-Palestina, menyelidiki posisi Indonesia dalam konteks ini, dan membahas bagaimana pandangan Al-Qur'an dapat membimbing upaya perdamaian Indonesia dan kontribusi moralnya dalam menanggapi konflik yang melibatkan dua entitas bersejarah tersebut. Dengan memahami latar belakang permasalahan ini, diharapkan pembaca dapat mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang kompleksitas dan urgensi perdamaian di wilayah tersebut.

PEMBAHASAN

A. Perdamaian Menurut Pandangan Al-Qur'an

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun